Amerika Siapkan Operasi Militer ke Meksiko, Gunakan Drone Habisi Geng Narkoba?
WASHINGTON, iNews.id - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan menyiapkan operasi militer rahasia untuk memburu dan menghancurkan kartel narkoba di Meksiko. Operasi ini disebut-sebut bisa mencakup serangan drone dan pengerahan pasukan khusus, langkah yang berpotensi memicu ketegangan diplomatik dengan pemerintah Meksiko.
Laporan NBC News menyebutkan, rencana tersebut melibatkan pasukan elite dan perwira intelijen AS, termasuk kemungkinan partisipasi dari CIA serta Komando Operasi Khusus Gabungan (Joint Special Operations Command). Tujuan utamanya adalah menargetkan pemimpin kartel narkoba dan laboratorium produksi obat terlarang yang dianggap mengancam keamanan warga Amerika.
“Pemerintahan Trump berkomitmen menggunakan pendekatan menyeluruh untuk mengatasi ancaman kartel terhadap warga AS,” kata seorang pejabat senior, dikutip NBC News.
Drone Jadi Senjata Utama
Menurut laporan itu, opsi penggunaan pesawat drone menjadi sorotan utama dalam rencana operasi. Drone dianggap sebagai alat efektif untuk melancarkan serangan presisi terhadap target kartel tanpa menimbulkan korban besar di pihak AS.
Langkah ini mirip dengan strategi serangan udara yang digunakan AS di Timur Tengah, saat memburu pemimpin kelompok teroris. Namun, para pejabat juga menekankan bahwa belum ada keputusan akhir mengenai skala maupun waktu pelaksanaan misi.
Pelatihan awal untuk personel yang akan terlibat disebut sudah dimulai, tetapi belum ada tanda-tanda pengerahan pasukan ke wilayah Meksiko pada tahap ini.
Operasi di Bawah Payung Intelijen
Rencana ini dilaporkan akan dijalankan di bawah wewenang lembaga intelijen, bukan operasi militer terbuka. Status itu memungkinkan AS untuk bergerak lebih rahasia dan memiliki fleksibilitas hukum, apalagi sejak Departemen Luar Negeri menetapkan beberapa kartel Meksiko sebagai organisasi teroris pada Februari lalu.
Penetapan itu memberi dasar hukum bagi CIA dan badan keamanan lainnya untuk melancarkan operasi lintas batas tanpa izin langsung dari Kongres.
Meksiko Tolak Campur Tangan Asing
Pemerintah Meksiko langsung merespons tegas kabar tersebut. Presiden Claudia Sheinbaum menolak segala bentuk intervensi dari Washington dan menegaskan bahwa Meksiko akan menjaga kedaulatan nasionalnya.
“Meksiko berkoordinasi dan berkolaborasi, tapi tidak mensubordinasikan diri sendiri,” ujar Sheinbaum, dalam pernyataannya.
Meski AS dikabarkan ingin melibatkan Meksiko dalam perencanaan operasi, sejumlah sumber menyebut kemungkinan tindakan sepihak tetap terbuka jika dianggap perlu untuk melindungi kepentingan keamanan nasional Amerika.
Ancaman Baru di Perbatasan Selatan
Jika rencana ini benar-benar dijalankan, maka akan menjadi operasi militer besar pertama AS di wilayah Meksiko dalam beberapa dekade terakhir. Langkah tersebut juga berpotensi memicu krisis diplomatik di kawasan Amerika Latin, mengingat Trump sebelumnya telah mengeluarkan kebijakan keras terhadap Venezuela dan Kuba.
Banyak pengamat menilai, strategi Trump menunjukkan upaya menghidupkan kembali doktrin intervensi Amerika Latin, dengan alasan perang melawan narkoba, namun berisiko memperburuk hubungan regional dan menimbulkan pertanyaan besar soal legalitas penggunaan drone di wilayah negara berdaulat.
Untuk saat ini, baik Gedung Putih maupun Pentagon belum memberikan komentar resmi. Namun jika benar-benar dijalankan, operasi ini bisa menjadi batu loncatan bagi kebijakan luar negeri Trump yang lebih agresif dan militeristik di kawasan selatan.
Editor: Anton Suhartono