Anggota Navy SEAL Bebas dari Tuduhan Kejahatan Perang, Membunuh Remaja Irak
LOS ANGELES, iNews.id - Anggota pasukan elite Angkatan Laut Amerika Serikat Navy SEAL, Edward Gallagher (40), dinyatakan tak bersalah melakukan kejahatan perang. Dia dituduh membunuh seorang remaja anggota kelompok militan di Irak berada dalam tahanan.
Gallagher disidang selama dua pekan di pengadilan kejahatan perang di San Diego, California, dan vonis tak bersalah dijatuhkan juri pada Selasa (2/7/2019).
Tak hanya itu, dia juga dibebaskan dari dua tuduhan percobaan pembunuhan terhadap warga sipil Irak. Satu-satunya tuduhan terhadapnya adalah tindakan tak patut yakni berpose di samping jenazah anggota ISIS.
Atas pelanggaran tersebut, hukuman maksimum yang dia hadapi 4 bulan penjara. Artinya, Gallagher akan bebas setelah putusan pengadilan karena dia sudah ditahan selama 9 bulan.
Menurut pengacara, Timothy Parlatore, juri memutus Gallagher tidak bersalah atas pembunuhan, penikaman, penembakan.
"Tidak bersalah atas semua hal itu, mereka mendapati dia bersalah karena mengambil foto," kata Parlatore, dikutip dari AFP, Rabu (3/7/2019).
Kasus ini menjadi semakin rumit setelah seorang saksi mengatakan dialah yang membunuh remaja militan Irak itu, bukan Gallagher.
Perwira kelas satu, Corey Scott, bersaksi dia melihat Gallagher menikam leher remaja yang sudah dalam kondisi terluka pada Mei 2017. Namun Scott yang menutup tabung pernapasan korban dengan ibu jarinya hingga menyebabkan kematian.
Scott mengatakan, dia melakukannya demi membebaskan remaja berusia 15 tahun itu dari rasa sakit akibat penyiksaan.
Namun jaksa penuntut berpendapat cerita Scott palsu atau berbohong demi melindungi Gallagher.
Kasus Gallagher sempat memecah belah kalangan militer AS. Sebagian menganggap dia merupakan pahlawan perang.
Tak heran jika Gallagher didukung oleh sekitar 40 anggota Kongres dari Partai Republik. Namun sebagian lain menganggap apa yang dilakukannya terlalu berlebihan.
Pada Mei Presiden Donald Trump menyatakan keprihatinannya atas penuntutan tentara AS yang dituduh melakukan kejahatan perang. Gallagher dilaporkan termasuk di antara mereka mendapat pertimbangan diberikan pengampunan.
Gallagher diseret ke pengadilan militer atas laporan anak buahnya di satuan Operasi Khusus Navy SEAL. Mereka ditugaskan ke Mosul bersama pasukan Irak untuk melawan ISIS.
Menurut dokumen pengadilan, beberapa anggota pleton 'Alpha' tak suka dengan perilaku Gallagher yang kerap menakut-nakuti warga sipil dengan senapan sniper-nya.
Editor: Anton Suhartono