Angka Kelahiran di China Turun Cetak Rekor, Xi Jinping Akan Hapus Pembatasan Jumlah Anak?
BEIJING, iNews.id - Presiden China Xi Jinping mengungkapkan keprihatinan dengan menurunnya angka kelahiran di China dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah, kata dia, akan memberlakukan kebijakan baru untuk mendorong angka kelahiran.
China menerapkan pembatasan satu anak setiap rumah tangga sejak 1980 sampai 2015, kemudian diubah menjadi tiga anak sampai saat ini. Meski demikian kebijakan tersebut tak juga meningkatkan angka kelahiran.
"Kami akan menetapkan sistem kebijakan untuk meningkatkan angka kelahiran serta mengejar strategi proaktif nasional dalam merespons populasi usia tua," kata Xi, dalam pidatonya saat membuka Kongres Partai Komunis China (PKC) di Aula Besar Rakyat, Beijing, Minggu (16/10/2022).
China diketahui negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, yakni sekitar 1,4 miliar jiwa. Namun penurunan angka kelahiran bisa mengancam perekonomian karena jumlah usia produktif berkurang. Sebaliknya, kelompok usia lanjut bertambah.
Ahli demografi China mengatakan, angka kelahiran di China akan mencapai rekor terendah tahun ini, yakni di bawah 10 juta dibandingkan pada 2021 yang mencapai 10,6 juta jiwa. Penurunan pada tahun ini diperkirakan mencapai 11,5 persen dibandingkan pada 2020.
Sejak setahun terakhir, pihak berwenang China menerapkan beberapa kebijakan untuk mendorong kelahiran, seperti pemangkasan pajak, cuti hamil lebih lama, penambahan asuransi kesehatan, subsidi perumahan, uang tambahan untuk anak ketiga, serta menindak tegas tempat les privat yang mematok harga mahal.
Lembaga think tank YuWa Population Research merilis hasil penelitian pada Februari 2022. Hasilnya mengungkap, keinginan perempuan China untuk memiliki anak merupakan yang terendah di dunia.
Editor: Anton Suhartono