Angka Kematian di Pusat Wabah Virus Korona Capai 1.300 Orang, Pejabat Tinggi Provinsi Hubei China Dipecat
BEIJING, iNews.id - Provinsi Hubei, yang menjadi pusat wabah virus korona, melaporkan kenaikan jumlah korban jiwa yang kini mencapai 242 orang di wilayah itu. Dua pejabat tinggi provinsi dipecat karena penanganannya terhadap krisis.
Para pejabat kesehatan di Provinsi Hubei mengatakan 242 orang meninggal akibat virus Covid-19. Jumlah itu membuat total kematian menjadi lebih dari 1.350.
Sebanyak 1.310 kematian dilaporkan terjadi di Hubei.
Lonjakan angka kematian ini terjadi sehari setelah China melaporkan jumlah peningkatan kasus baru terendah dalam dua pekan -memperkuat perkiraan bahwa wabah bisa akan berakhir pada April.
Laporan di media yang dikelola pemerintah menyebut, Ketua Partai Komunis Provinsi Hubei, Jiang Chaoliang, dipecat dari jabatan sekretaris Komite Provinsi Hubei; dan Ma Guoqiang dipindahkan menjadi ketua partai di ibu kota provinsi, Wuhan.
Laporan-laporan itu tidak menyertakan alasan keduanya dipecat. Namun keduanya merupakan pejabat China paling terkenal yang akan dicopot dari tugas setelah wabah virus korona dimulai di Wuhan akhir tahun lalu.
"Terima kasih, Partai Komunis. Seharusnya hal itu dilakukan lebih awal," kata penduduk Wuhan, Wang You, kepada Reuters, Kamis (13/2/2020).
Puluhan pejabat kesehatan tingkat rendah di seluruh negeri juga kehilangan pekerjaan karena gagal mengatasi wabah, yang diyakini muncul dari pasar tempat hewa liar diperdagangkan secara ilegal di Wuhan.
Sebanyak 14.840 kasus lainnya dilaporkan terjadi di Hubei pada Kamis. Kini pejabat provinsi mulai menggunakan pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT) untuk mencari tanda-tanda virus.
Sekitar 60.000 orang kini dikonfirmasi positif virus korona, sebagian besar di China.
Hubei sebelumnya hanya mengizinkan tes infeksi virus korona lewat tes RNA, yang bisa memakan waktu berhari-hari. Dengan CT scan, akan lebih cepat mencari tahu apakah ada infeksi paru-paru, sehingga bisa membantu pasien mendapat perawatan lebih cepat dan meningkatkan peluang sembuh.
Editor: Nathania Riris Michico