Anwar Ibrahim Pertanyakan Mengapa Tes Covid Malaysia Dipangkas 50 Persen padahal Terjadi Lonjakan
KUALA LUMPUR, iNews.id - Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim mempertanyakan mengapa pemerintah mengurangi jumlah tes Covid-19 hingga 50 persen lebih sejak sebulan terakhir, padahal negara sedang mengalami lonjakan kasus.
Pada 21 Juni, pemerintah melakukan 58.384 tes Covid-19 dengan hasil 4.611 positif, yang artinya positivity rate 7,9 persen.
“Pengujian menurun 52 persen sejak 29 Mei dan tidak mengherankan kasus harian menurun 48 persen selama periode yang sama. Sebagai perbandingan, pada April 2021 Malaysia melaporkan rata-rata 2.107 kasus baru per hari dengan melakukan 58.277 tes," ujar Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu, dikutip dari The Star, Selasa (22/6/2021).
Dia menambahkan, kasus infeksi di Malaysia saat ini dua kali lipat, namun jumlah tesnya hampir sama dengan yang dilakukan pada April.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lanjut dia, merekomendasikan 10 hingga 30 tes harus dilakukan untuk setiap kasus positif sehingga bisa benar-benar memetakan seberapa luas penularan virus.
“Dengan rekomendasi WHO, Malaysia harus melakukan setidaknya 138.000 sampai 300.000 tes per hari,” katanya.
Menurut Anwar, Dirjen Kesehatan Noor Hisham Abdullah pada 5 Februari lalu mengatakan Kementerian Kesehatan akan meningkatkan kapasitas tes menjadi 200.000 per hari dengan menggandeng laboratorium swasta.
“Namun hingga saat ini tes paling banyak yang diamati dalam satu hari 126.964 yakni pada 29 Mei, jauh dari target 200.000,” ujarnya.
Editor: Anton Suhartono