Anwar Ibrahim Sudah Tak Percaya Lagi pada Mahathir Mohamad
KUALA LUMPUR, iNews.id – Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim mengaku tak lagi percaya pada Mahathir Mohamad. Kepercayaannya terhadap mantan perdana menteri Malaysia itu luntur setelah serangkaian janji yang pernah diucapkan Mahathir kepadanya saat Pemilu 2018 tak pernah terwujud.
“Saya hanya manusia, saya menganggap orang pada nilai nominal dan saya pikir orang berubah dengan usia, dengan kebijaksanaan. Tetapi saya tidak selalu benar dan, dalam kasus khusus ini, saya minta maaf, saya salah (terlalu percaya Mahathir). Tapi tidak ada penyesalan,” ujarnya dalam sebuah wawancara media yang dikutip Straits Times, Minggu (22/3/2020).
Anwar Ibrahim telah berada di “bangku cadangan” selama hampir dua tahun, menunggu Mahathir (94) menunaikan janji kampanye untuk menyerahkan jabatan perdana menteri kepadanya.
Sayangnya, Mahathir menolak memenuhi komitmennya ketika masa untuk transisi kekuasaan tiba. Pada akhirnya, yang terjadi adalah konflik antarsesama koalisi yang berkuasa di parlemen sehingga menyebabkan runtuhnya kongsi antara pendukung Mahathir dan Anwar, bulan lalu.
Konflik antara Anwar dan Mahathir telah terjadi sejak tahun 1990-an, ketika Anwar menjabat sebagai wakil Mahathir. Kala itu, Anwar sempat digadang-gadang sebagai sosok yang paling potensial untuk menggantikan Mahathir.
Akan tetapi, Mahathir menyingkirkan Anwar pada 1998, yang kemudian menyebabkan suami Wan Azizah Wan Ismaik itu menghabiskan masa enam tahun berikutnya di dalam penjara atas dakwaan karena penyalahgunaan kekuasaan dan sodomi. Anwar kembali dipenjara pada 2015 dengan tuduhan sodomi yang lainnya.
Anwar mengatakan, Mahathir "tampaknya cukup tulus" mengunjunginya di penjara dan gedung pengadilan menjelang Pemilu 2018. Menurut dia, Mahathir memintanya untuk bekerja sama dan membuat janji secara pribadi, dan di depan umum, hingga menandatangani dokumen.
Keduanya berhasil menggulingkan kekuasaan mantan Perdana Menteri Najib Razak. Setelah meraih kemenangan pada Pemilu 2018, Anwar menerima grasi kerajaan dan dibebaskan dari penjara.
Anwar mengatakan, dia kini berencana untuk melanjutkan perjuangan dan fokus pada masalah penderitaan rakyat.
Editor: Ahmad Islamy Jamil