Anwar Ibrahim Tantang Oposisi Gulingkan Dirinya sebagai PM Malaysia
KUALA LUMPUR, iNews.id - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menantang kelompok oposisi untuk menggulingkannya dari jabatan melalui mosi tidak percaya. Anwar menegaskan tak akan mundur dari jabatan karena merasa tak bersalah, apalagi mencuri uang negara.
Pemerintah, kata Anwar, tidak akan menghalangi mosi tidak percaya di parlemen Dewan Rakyat. Komentarnya itu disampaikan di tengah derasnya seruan dari pihak oposisi, termasuk disampaikan mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, agar dia mundur.
Anwar telah memberi tahu Ketua Dewan Rakyat Johari Abdul untuk mengizinkan mosi tidak percaya jika ada pihak yang mengajukan.
"Jika ada mosi hari ini, di hari pertama parlemen, saya akan menunggu mosi tidak percaya. Jika mereka memiliki suara mayoritas, silakan saja. Itulah sistem yang berlaku pada kita," ujarnya, dalam rapat bulanan Departemen Perdana Menteri, seperti dikutip dari News Straits Times, Selasa (22/7/2025).
Dia menegaskan, setiap upaya untuk menggulingkan pemerintah di luar jalur konstitusional merupakan pelanggaran hukum dan bisa mengancam stabilitas keamanan.
Dia menyebut ada pihak yang ingin adanya pergantian pemerintah sebelum pemilu. Ini bertentangan dengan prinsip-prinsip konstitusi dan hukum.
"Mengkritik saya boleh saja. Mengatakan perdana menteri tidak bisa memerintah dan harus diganti bukan masalah. Anda bahkan bisa mengusulkan seseorang yang lebih baik untuk mengambil alih, saya tidak keberatan dengan itu. Tapi jika tindakan seperti itu berujung pada kekacauan, tidak ada negara yang akan aman. Semua yang telah kita capai akan hilang jika stabilitas politik dan nasional tidak terjamin," tuturnya.
Menurut Anwar, ada pihak-pihak tertentu yang mencoba menyebarkan narasi bahwa Malaysia tidak aman dan rakyat hidup dalam keputusasaan.
"Itulah mantra yang disebarkan, termasuk baru-baru ini di sebuah stadion di Kedah," ujarnya.
Sebelumnya, koalisi dari oposisi Perikatan Nasional merencanakan demonstrasi besar-besaran 'Turun Anwar' pada 26 Juli. Mereka menuntut pengunduran diri Anwar. Penyelenggara mengklaim demonsrasi akan diikuti sekitar 300.000 orang.
Editor: Anton Suhartono