Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Amerika Akan Masukkan Kartel Narkoba Terbesar Venezuela dalam Daftar Teroris, Jadi Alasan Serangan?
Advertisement . Scroll to see content

Apa Itu INF, Kesepakatan Senjata Nuklir Jarak Menengah AS-Rusia yang Berada di Ujung Tanduk?

Rabu, 06 Agustus 2025 - 08:42:00 WIB
Apa Itu INF, Kesepakatan Senjata Nuklir Jarak Menengah AS-Rusia yang Berada di Ujung Tanduk?
INF berada di ujung tanduk seteah Rusia menyebut tidak lagi memiliki alasan kuat berkomitmen pada perjanjian tersebut (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Dunia kembali dihadapkan pada ketidakpastian keamanan global setelah Rusia menyatakan tidak lagi terikat dengan kesepakatan senjata nuklir Intermediate-Range Nuclear Forces (INF), perjanjian penting yang selama puluhan tahun menjadi pilar pengendalian senjata antara dua kekuatan nuklir terbesar dunia.

INF kini benar-benar berada di ujung tanduk, menyusul langkah Rusia yang menyebut tidak ada lagi alasan kuat untuk tetap berkomitmen pada perjanjian tersebut. 

Apa itu INF dan mengapa kesepakatan ini sangat krusial?

INF: Tonggak Penting Pengendalian Senjata Nuklir

Kesepakatan INF ditandatangani pada tahun 1987 oleh Presiden AS Ronald Reagan dan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev. Perjanjian ini mewajibkan kedua negara untuk menghapuskan seluruh rudal berbasis darat dengan jangkauan antara 500 hingga 5.500 km, termasuk rudal jelajah dan rudal balistik.

Sebagai hasil langsung dari INF, lebih dari 2.600 rudal dihancurkan oleh kedua pihak, yang secara signifikan menurunkan ketegangan nuklir di Eropa pada masa Perang Dingin. Kesepakatan ini menjadi simbol penting dari kerja sama keamanan strategis antara Washington dan Moskow, dan dianggap membantu menjaga stabilitas global.

Kenapa INF Retak?

Retaknya INF dimulai pada era Presiden Donald Trump, saat AS secara sepihak keluar dari perjanjian tersebut pada 2019. AS menuduh Rusia melanggar INF dengan mengembangkan sistem rudal darat berjangkauan menengah yang terlarang. 

Rusia membantah keras tuduhan tersebut, dan justru balik menuding AS yang telah lama melakukan pelanggaran serupa.

Sejak saat itu, Rusia menyatakan akan tetap mematuhi moratorium sepihak, namun perkembangan geopolitik terbaru memicu Moskow mencabut komitmen itu.

Faktor-Faktor yang Mendorong Rusia Mundur

Beberapa alasan utama yang disebutkan Kementerian Luar Negeri Rusia antara lain:

  • Pengerahan rudal Typhon oleh AS ke Filipina, yang mampu menembakkan rudal jelajah Tomahawk hingga 1.800 km.
  • Latihan militer AS dan Australia (Talisman Sabre) yang juga menguji rudal jarak menengah.
  • Uji coba Rudal Serang Presisi (PrSM) oleh militer Australia yang memiliki jangkauan di atas 500 km.

Rusia menilai tindakan tersebut sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasionalnya, dan menandakan bahwa Barat telah lebih dulu melewati batas perjanjian.

“Tidak ada lagi syarat untuk mempertahankan moratorium sepihak,” bunyi pernyataan Kemlu Rusia.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut