Apa Itu 'Novichok', Racun Mematikan untuk Menyerang Eks Agen Rusia?
LONDON, iNews.id - Racun yang digunakan untuk menyerang mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal (66), dan putrinya, Yulia (33), akhirnya teridentifikasi. Zat kimia pelumpuh saraf kelas militer dari jenis yang dikembangkan Rusia tersebut bernama Novichok.
Bahan kimia ini diidentifikasi oleh para ahli di laboratorium pertahanan dan sains di Porton Down, Inggris. Ini fakta tentang Novichok:
1. Racun yang Dikembangkan oleh Uni Soviet
Novichok dalam bahasa Rusia berarti 'pendatang baru'. Nama ini berlaku untuk sekelompok zat kimia pelumpuh saraf tingkat lanjut yang dikembangkan secara rahasia oleh Uni Soviet pada 1970 dan 1980-an.
Mereka dikenal sebagai senjata kimia generasi keempat dan dikembangkan di bawah program Soviet dengan kode nama 'Foliant'.
Pada 1999, pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) melakukan perjalanan ke Uzbekistan untuk membantu membongkar dan mendekontaminasi salah satu fasilitas pengujian senjata kimia bekas Uni Soviet.
Menurut seorang pembelot senior, Soviet menggunakan pabrik tersebut untuk memproduksi dan menguji Novichok dalam skala kecil. Agen saraf ini dirancang untuk menghindari deteksi inspektur internasional.
2. Lebih Beracun Dibanding Senjata Kimia Lainnya
Salah satu kelompok bahan kimia yang dikenal sebagai Novichok, A-230, dilaporkan 5 sampai 8 kali lebih beracun daripada zat kimia VX, dan mampu membunuh seseorang dalam hitungan menit.
"Ini adalah zat saraf yang lebih berbahaya dan canggih daripada sarin atau VX dan lebih sulit untuk diidentifikasi," kata Profesor Gary Stephens, seorang farmakolog Universitas Reading.
Sejumlah varian dari A-230 telah diproduksi, dan salah satu dari mereka dilaporkan disetujui untuk digunakan oleh militer Rusia sebagai senjata kimia.
Zat kimia VX sendiri merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh saudara tiri Kim Jong Un, Kim Jong Nam, tahun lalu, menurut pemerintah AS.
3. Novichok Ada dalam Berbagai Bentuk
Beberapa varian Novichok merupakan cairan, namun ada pula beberapa yang berbentuk padat. Novichok juga bisa disebar dalam bentuk serbuk yang sangat halus.
Beberapa varian Novichok ini dilaporkan sebagai 'senjata biner'. Artinya, mereka bisa dipisah menjadi dua bagian. Bila hendak digunakan maka tinggal dicampur kembali dan mampu menghasilkan zat kimia yang lebih beracun.
Hal ini membuat Novichok bisa dibawa kemana pun oleh pelaku tanpa terdeteksi alat, termasuk di bandara. Kegunaan lain orang yang membawanya tak perlu khawatir teracuni karena dalam kondisi terpisah zat ini tidak mematikan.
"Salah satu alasan utama zat kimia ini dikembangkan adalah karena komponen-komponen mereka tidak ada dalam daftar terlarang. Ini berarti bahan kimia yang sudah dicampur untuk membuatnya lebih mudah dibawa tanpa risiko mengenai kurir," ujar Stephens.
4. Bereaksi dengan Sangat Cepat
Jika seseorang menghirup Novichok, atau bahkan sekadar menyentuh kulit, zat itu akan berekasi dengan cepat. Gejala yang akan muncul hanya dalam waktu 30 detik hingga 2 menit.
Namun, bila dalam bentuk bubuk, reaksi zat kimia ini memakan waktu lebih lama. Gejala sistemik dalam tubuh kemungkinan tidak muncul sampai 18 jam setelah terpapar.
5. Gejala Mirip Zat Saraf Lainnya
Novichok diperkirakan memiliki efek yang sama seperti senjata kimia lain. Mereka bekereja dengan cara menghentikan 'pesan' dari saraf ke otot, menyebabkan organ-organ tubuh berhenti berfungsi.
Gejalanya meliputi mata menjadi putih karena pembuluh pupil menyempit, kejang-kejang, keluarnya air liur, dan dalam kasus yang lebih buruk, menyebabkan koma, gagal pernapasan, hingga kematian.
Zat kimia ini terutama menyebabkan kerja jantung melambat dan penyempitan saluran pernapasan, yang menyebabkan kematian karena sesak napas.
Beberapa varian Novichok juga dirancang khusus untuk melawan antidot atau penangkal zat kimia standar.
Jika seseorang terpapar, maka pakaian mereka harus dilepas dan kulit mereka dicuci dengan air dan sabun. Mata juga mereka harus dibilas menggunakan air. Korban yang terpapar juga harus segera diberi oksigen.
Editor: Anton Suhartono