Arab Saudi Izinkan Wanita Mengemudi Mulai 24 Juni
RIYADH, iNews.id - Arab Saudi akan mengizinkan perempuan mengemudi mulai Minggu (24/6/2018) untuk mengakhiri satu-satunya larangan mengemudi pada perempuan di dunia. Reformasi bersejarah ini bagian dari langkah modernisasi yang dicanangkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS).
Ribuan pengemudi wanita diperkirakan berada di jalanan pada hari itu setelah mereka menunggu sejak lama kebijakan tersebut. “Ini langkah sangat penting bagi kebebasan bergerak wanita,” kata Hana al-Khamri, penulis buku baru berjudul "Female Journalists in Gender Apartheid Saudi Arabia", dikutip Jumat (22/6/2018).
Dia menjelaskan, perempuan di Arab Saudi hidup dalam struktur patriarki. Mengizinkan mereka duduk di belakang kemudi akan membantu perubahan sosial dan norma jender yang menghalangi mobilitas, otonomi dan independensi.
Bagi banyak perempuan, langkah tersebut menunjukkan transformasi, membebaskan mereka dari ketergantungan pada wali atau kerabat pria dan dapat menghemat pengeluaran keluarga.
“Ini melegakan. Perempuan Saudi merasakan keadilan. Mereka telah lama dihambat hak asasi manusianya dengan tetap dibatasi dan tergantung pada pria, membuatnya mustahil melakukan kehidupan normal,” ucap Najah al-Otaibi, pengamat senior di lembaga analis Arabia Foundation, dikutip dari Channel News Asia.
Saudi pada awal bulan ini telah mengeluarkan surat izin mengemudi pertama pada perempuan dalam bebarapa dekade. Beberapa perempuan mengubah izin mengemudi asing setelah menjalani tes praktik mengemudi.
“Sekitar tiga juta perempuan di Saudi akan menerima surat izin mengemudi dan aktif hingga 2020,” papar keterangan perusahaan konsultan PricewaterhouseCoopers.
Sejumlah sekolah mengemudi untuk perempuan telah muncul di berbagai kota seperti Riyadh dan Jeddah. Di sekolah-sekolah itu para perempuan berlatih mengemudi mobil dan sepeda motor Harley Davidson. Pemandangan ini tak terbayangkan sekitar setahun lalu.
Banyak perempuan Saudi yang mengungkapkan rencana mereka di media sosial untuk membawa ibu mereka naik mobil untuk minum kopi atau es krim setelah larangan mengemudi itu berakhir pada Minggu (24/6/2018). Pengalaman mengemudi bagi perempuan ini sudah biasa di negara lain di dunia tapi baru kali ini di Saudi.
elama puluhan tahun, Saudi melarang mengemudi bagi perempuan karena dianggap kurang terampil mengemudi dan dapat mendorong pergaulan bebas. Keputusan mencabut larangan ini menjadi langkah besar saat Saudi menghadapi dampak penurunan harga minyak global.
Langkah ini diperkirakan mendorong jumlah perempuan yang bekerja. Menurut perkiraan Bloomberg, kebijakan ini dapat menambah output ekonomi hingga USD90 miliar pada 2030.
Saudi juga telah membentuk pengawas kecelakaan mobil perempuan untuk merespons kecelakaan yang melibatkan pengemudi perempuan. Para pengawas itu dipekerjakan oleh perusahaan asuransi swasta Najm.
Mereka menghadiri peluncuran misi itu pada Jumat (22/6/2018) di Riyadh, Saudi. Para petugas tersebut keseluruhan mengenakan abaya hitam dan menutup wajah mereka dengan niqab (cadar) ketika berbaris menerima surat penugasan.
Saat Raja Salman mengeluarkan dekrit keputusan mengakhiri larangan mengemudi pada perempuan September 2017, dia memberi pemerintah waktu sembilan bulan untuk persiapan mengenalkan para pengemudi perempuan di jalanan Saudi.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Saudi telah menyiapkan hari saat perempuan diizinkan mengemudi. Mereka membuka sekolah-sekolah mengemudi dan membuka tempat bagi perempuan untuk menukar lisensi asing untuk menyetir. Mereka bekerja sama dengan Najm untuk menyiapkan para pengawas perempuan.
Pemerintah Saudi juga berencana membuka sel penahanan untuk pelanggar lalu lintas perempuan. Meski demikian, untuk sementara para perempuan pelanggar lalu lintas akan ditempatkan di pusat penahanan remaja.
Seorang pengawas Tahani al-Ameeri, 35, merasa senang dapat bekerja sebagai pengawas di kota Kohbar. “Ada kekhawatiran pada awalnya. Tapi sedikit demi sedikit situasi akan membaik dan Tuhan inin ini menjadi hal bagus bagi perempuan,” tutur dia, dikutip kantor berita Reuters.
Pangeran Mohammed juga telah mencabut larangan untuk bioskop dan menonton konser tanpa kursi yang dipisahkan antara pria dan wanita. Langkah ini untuk melaksanakan janjinya membawa Saudi pada penerapan Islam moderat.
Editor: Zen Teguh