Arab Saudi Kecam Sikap Senat AS soal Perang Yaman dan Kasus Khashoggi
RIYADH, iNews.id - Arab Saudi menolak intervensi Senat Amerika Serikat (AS) yang ingin mengakhiri dukungan militer soal perang Yaman.
Senat AS juga mendesak Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammed bin Salman (MBS) untuk bertanggung jawab atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
"Kerajaan mengecam sikap terakhir Senat AS yang didasarkan pada tuduhan yang tidak terbuktikan kebenarannya serta menolak campur tangan terang-terangan dalam urusan dalam negeri," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Saudi, seperti dikutip dari Saudi Press Agency, Senin (17/12/2018).
Saudi juga memperingatkan tidak akan menoleransi jika para pemimpinnya diperlakukan secara tidak hormat.
Masih dalam pernyataan, Saudi mengkhawatirkan sikap yang salah kaprah ini bisa menimbulkan keretakan hubungan kedua negara, meski hal itu dihindari kedua pihak.
"Sikap Senat AS ini telah mengirim pesan yang salah kepada semua orang yang bisa menimbulkan keretakan hubungan Saudi-AS," kata kemlu.
"Kerajaan berharap, masalah ini tidak ditarik dalam perdebatan politik dalam negeri AS untuk menghindari dampak negatif pada hubungan strategis yang penting ini."
Resolusi yang disampaikan Senat tetap mengakui hubungan AS-Saudi penting, tetapi disebutkan pula pemerintahan Riyadh harus memoderasi kebijakan luar negerinya yang semakin tidak menentu.
Dalam sidang pada Kamis pekan lalu, sebagian besar anggota Senat menentang kebijakan Presiden Donald Trump soal perang Yaman serta terkait pembunuhan Khashoggi.
Soal dukungan militer kepada pasukan koalisi yang dipimpin Saudi dalam perang Yaman, Trump mendapat dukungan dari 49 anggota Demokrat dan tujuh Republik. Sementara tiga Republik lainnya abstain.
Senat juga menyetujui resolusi yang mengutuk pembunuhan Khashoggi dan mendesak MBS yang juga penguasa de facto Arab Saudi untuk bertanggung jawab.
Editor: Anton Suhartono