Arab Saudi Pelajari Modifikasi Cuaca di Makkah dan Tempat-Tempat Suci
MAKKAH, iNews.id - Arab Saudi sedang mempelajari modifikasi cuaca dengan penyemaian awan untuk menghasilkan hujan pada saat-saat tertentu. Program Kawasan untuk Penyemaian Awan telah merampungkan penelitian yang menunjukkan hasil menjanjikan.
Dikutip dari Saudi Gazette, Senin (1/9/2024), rekayasa cuaca tersebut diharapkan bisa meningkatkan curah hujan serta menambah kepadatan awan kumulus di Makkah serta tempat-tempat suci lainnya saat musim haji yang panas.
Studi juga meneliti unsur-unsur cuaca di Provinsi Taif guna mengidentifikasi peluang untuk perbaikan cuaca.
Rencananya tim peneliti akan mempresentasikan temuan mereka di Konferensi Pembuatan Hujan Internasional mendatang. Forum itu juga menjadi kesempatan bagi Saudi untuk menunjukkan kemajuan dalam upaya modifikasi cuaca kepada para ahli dan pakar di seluruh dunia.
Program ini masih akan melakukan uji coba atau guna melengkapi penelitian tersisa serta berbagi temuan penting kepada para pemangku kepentingan.
Cuaca Ekstrem
Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi memperingatkan badai petir disertai hujan deras dan angin kencang di berbagai wilayah sejak pekan lalu. Peringatan banjir dikeluarkan di beberapa wilayah.
Direktorat Umum Pertahanan Sipil memperingatkan warga untuk menghindari lokasi-lokasi berbahaya seperti lembah, wadi, maupun tempat-tempat yang bisa menampung air, termasuk di jalan raya.
Data Pusat Meteorologi Nasional mengungkap hujan badai berintensitas sedang hingga deras disertai angin kencang diperkirakan akan terjadi di beberapa wilayah Jazan, Asir, Baha, Makkah, dan Madinah.
Sementara hujan ringan dan sedang kemungkinan akan turun di beberapa wilayah Hail, Tabuk, dan Najran.
Kantor berita Saudi Press Agency (SPA) merilis foto hujan lebat turun di Masjidil Haram pekan lalu. Namun kondisi itu tak menyurutkan jemaah umrah untuk beribadah, termasuk di area terbuka di sekeliling Kakbah.
Angin membawa debu juga bertiup di beberapa wilayah Riyadh dan wilayah Timur, yang memicu gangguan jarak pandang.
Editor: Anton Suhartono