Arkeolog Temukan Terowongan Lingkaran Besar Sedalam 5 Meter Dekat Stonehenge
LONDON, iNews.id – Para arkeolog menemukan lingkaran besar terowongan yang dalam di sekitar permukiman kuno dekat situs Stonehenge di Salisbury, Inggris. Penemuan tersebut diharapkan bisa membuka jalur penyelidikan baru tentang asal-usul dan makna monumen prasejarah yang misterius itu.
Lingkaran batu di Stonehenge sampai hari ini masih menyimpan misteri. Tidak seorang pun yang tahu pasti tujuan pembangunan tumpukan batu besar itu, meski para ilmuwan telah melakukan penelitian selama beberapa dekade.
Stonehenge adalah salah satu landmark paling terkenal di Inggris dan menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Penemuan baru yang dianggap menakjubkan oleh tim arkeolog dari berbagai universitas yang ikut serta dalam proyek tersebut, menunjukkan terowongan yang membentuk lingkaran berdiameter 2 km, mengelilingi pemukiman Durrington Walls.
Situs purbakala tersebut terletak sekitar 3,2 km di sebelah timur laut Stonehenge. Bukti menunjukkan, terowongan itu berasal dari periode yang sama dengan Stonehenge, yakni sekitar 4.500 tahun silam.
“Ini adalah penemuan penting yang belum pernah terjadi sebelumnya di Inggris,” kata salah satu arkeolog yang memimpin proyek tersebut, Vincent Gaffney, dikutip Reuters, Senin (22/6/2020).
“Para peneliti utama yang meneliti Stonehenge dan bentang alamnya terkejut dengan skala struktur (terowongan) itu. Faktanya, (situs) itu belum ditemukan sampai sekarang begitu dekat dengan Stonehenge,” katanya.
Gaffney mengatakan, lingkaran terowongan yang memiliki lebar sekitar 10 meter dan kedalaman 5 meter itu menunjukkan ambisi masyarakat Neolitik untuk mengabadikan sistem kepercayaan mereka dengan cara dan pada skala yang belum pernah diperkirakan para peneliti zaman sekarang. Penemuan tersebut dibuat tanpa perlu penggalian, hanya menggunakan teknologi penginderaan jauh dan pengambilan sampel.
“Saya tidak habis pikir, bagaimana kerasnya upaya yang harus dilakukan untuk menggali terowongan besar (oleh masyarakat zaman dulu) dengan alat-alat hanya berupa batu, kayu, dan tulang,” kata Gaffney.
Editor: Ahmad Islamy Jamil