Armenia-Azerbaijan Sepakat Gencatan Senjata Ketiga Setelah Upaya Prancis dan Rusia Gagal
WASHINGTON, iNews.id - Gencatan senjata Armenia-Azerbaijan untuk kemanusiaan ketiga mulai diberlakukan hari Senin (26/10/2020) waktu setempat. Gencatan senjata ketiga ini digagas oleh Amerika Serikat setelah dua kesempatan sebelumnya gagal meredakan ketegangan.
Perang terbaru antara separatis Armenia dan tentara Azerbaijan di wilayah sengketa Nagorno-Karabakah meletus pada 27 September lalu. Kembali berkecamuknya konflik dua negara pecahan Uni Soviet menuai perhatian dari dunia internasional.
Pada 11 Oktober lalu, atas prakarsa Prancis disepakati gencatan senjata pertama untuk kemanusiaan. Namun, upaya tersebut gagal. Sehari berselang, saling serang kembali terjadi di wilayah Stepanakert dan kota-kota sekitar.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, kemudian menggagas gencatan senjata kedua sepekan berselang. Sayangnya, upaya Putin tak berhasil meredakan ketegangan Armenia-Azerbaijan.
Dua negara berkonflik saling tuding sebagain biang keladi perusak dua gencatan senjata yang sempat disepakati.
Amerika Serikat mengatasnamakan komunitas internasional kemudian berinisiatif menggelar pertemuan dengan perwakilan Armenia dan Azerbaijan di Gedung Putih, Washington, Sabtu (24/10/2020) kemarin.
Pertemuan yang dilakukan secara terpisah antara Deputi Menlu Amerika Serikat, Stepehen Biegun dengan Menlu Armenia, Zohrab Mnatsakanyan dan Menlu Azerbaijan, Jeyhun Bayramov menghasilkan kesepakatan gencatan senjata ketiga.
Pertemuan itu ditindaklanjutin oleh Penasihat Keamanan Amerika Serikat, Robert O'Brien, yang menjalin kontak dengan Perdana Menteri Armenia, Nikol Pachinian dan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev.
"Selamat pada merea semua yang sepakat mematuhi gencatan senjata hari ini. Banyak nyawa akan terselamatkan di kedua negara," demikian kicau O'Brien dalam Tweet-nya dikutip dari AFP, Senin (26/10/2020).
Selanjutnya pembicaraan kesepakatan damai