AS Akan Masukkan Pemberontak Houthi Yaman dalam Daftar Organisasi Teroris
DUBAI, iNews.id - Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan untuk memasukkan pemberontak Houthi Yaman dalam daftar organisasi teroris internasional.
Menteri Luar Negeri Oman Sayyid Badr Al Busaidi mengatakan, utusan AS untuk Timur Tengah David Schenker telah membahas hal itu dengan negaranya.
"Iya, itu diajukan," kata Al Busaidi, menyinggung pembicaraannya dengan Schenker saat bertemu di ibu kota Muscat, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (5/12/2020).
"Saya kira tidak ada solusi berdasarkan klasifikasi atau memblokir pemain kunci dalam konflik ini dan tidak bisa membawa mereka ke meja perundingan," ujarnya, menambahkan.
Dua sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan bulan lalu pemerintahan Presiden Donald Trump mengancam untuk memasukkan pemberontak Houthi ke daftar hitam. Houthi kerap melancarkan serangan drone atau rudal ke Arab Saudi yang merupakan sekutu dekat AS.
"Pertanyaan saya untuk itu, apakah keputusan tersebut akan menyelesaikan konflik Yaman mengingat kelompok ini merupakan pemain kunci atau apakah lebih baik mendukung apa yang dilakukan utusan PBB dengan mengundang semua pihak, termasuk kelompok itu, ke meja perundingan," kata Al Busaidi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berusaha menghidupkan kembali perundingan damai yang terhenti sejak 2018 untuk mengakhiri perang. Pemberontak Houthi kini masih menguasai ibu kota Sanaa serta sebagian besar pusat kota besar sejak merebutnya dari pemerintahan sah pada 2014.
Konflik Yaman sebagian besar dipandang di kawasan sebagai perang proksi antara Arab Saudi dengan Iran. Pasalnya pemberontak Houthi didukung oleh Iran. Namun Houthi menyangkal menjadi boneka Iran dan berdalih memerangi sistem yang korup.
Sementara itu organisasi kemanusiaan khawatir jika pemberontak Houthi dimasukkan dalam daftar organisasi teroris. Kondisi ini akan mempersulit bantuan kemanusiaan, di mana lebih dari 80 persen warga Yaman membutuhkan bantuan.
Editor: Anton Suhartono