AS Bekukan Bantuan Rp854 M untuk Palestina, UNRWA: Ini Krisis Terparah
NEW YORK, iNews.id – Badan PBB yang mengurusi bantuan untuk pengungsi Palestina, UNRWA, menghadapi krisis terburuk sepanjang sejarah setelah Amerika Serikat (AS) membekukan bantuan dana sebesar USD65 juta atau sekitar Rp854 miliar untuk tahun 2018.
Awalnya, Pemerintah AS berkomitmen menggelontorkan dana USD125 juta untuk pengungsi Palestina selama 2018. Sebanyak USD60 juta di antaranya dicairkan, namun jumlah itu masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi selama setahun.
Sekalipun AS menggelontorkan USD125 juta, jumlah itu juga masih jauh dari bantuan yang diberikan pada 2017 yang mencapai USD350 juta.
"AS mengumumkan akan menyumbang USD60 juta untuk program pendanaan. Untuk saat ini tidak ada indikasi pendanaan lain," kata Juru Bicara UNRWA, Chris Gunness, dikutip dari AFP, Rabu (17/1/2018).
Penurunan drastis jumlah bantuan ini, kata dia, menyebabkan krisis pendanaan paling parah dalam sejarah UNRWA. Pasalnya, uang USD60 juta tersebut hanya cukup untuk operasional UNRWA, serta kebutuhan pendidikan dan rumah sakit.
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS menepis pembekuan dana bantuan ini untuk menekan para pemimpin Palestina yang menolak melanjutkan perjanjian damai dengan Israel di bawah mediasi AS.
AS ingin mengajak negara lain untuk ikut membantu para pengungsi melalui UNRWA.
"Ini bukan ditujukan untuk menekan siapa pun. Pemerintah AS dan pemerintahan Trump yakin harus ada apa yang disebut dengan berbagi beban," kata Juru Bicara Kemlu AS, Heather Nauert.
Editor: Anton Suhartono