Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : FORMAS Ajak Rosan Temui Investor China di KEK Batang untuk Jajaki Peluang Kerja Sama 
Advertisement . Scroll to see content

AS Berencana Bangun Armada Laut Baru di Indo-Pasifik, Ancaman Bagi Kepentingan China

Sabtu, 21 November 2020 - 13:24:00 WIB
AS Berencana Bangun Armada Laut Baru di Indo-Pasifik, Ancaman Bagi Kepentingan China
Sebuah kapal induk dan dua kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat berada di perairan Samudera Hindia. (foto: US Navy)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Analis militer menyebut usulan armada baru Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat di kawasan Indo-Pasifik dapat menimbulkan ancaman bagi kepentingan China yang berupaya memperluas dominasi di jalur utama perdagangan.

Sekretaris AL Amerika Serikat, Kenneth Braithwaite dalam pidatonya di simposium tahunan Naval Submarine League pada Selasa pekan kemarin, mengatakan ingin membangun armada baru di persimpangan jalan antara Samudera Hindia dan Pasifik.

Pernyataan Braithwaite muncul sehari sebelum Amerika Serikat, India, Australia, dan Jepang mengadakan latihan angkatan laut tahap kedua di Laut Arab utara. Latihan tersebut dipandang sebagai bagian dari inisiatif regional untuk melawan ketegasan China yang tumbuh di Indo-Pasifik.

"Kami tidak bisa hanya mengandalkan Armada Ketujuh di Jepang. Kami harus mencari sekutu dan mitra kami yang lain seperti Singapura, India serta benar-benar menempatkan armada selanjutnya di tempat yang akan sangat relevan," ujarnya dikutip dari South China Morning Post, Sabtu (21/11/2020).

Braithwaite mengatakan dia belum sempat membahas rencana tersebut dengan pejabat sementara Menteri Pertahanan AS, Christopher Miller, tetapi telah memberi tahu Mark Esper--Menhan AS--sebelum dirinya dipecat Presiden Donald Trump.

Samudra Hindia adalah penghubung penting dalam rute perdagangan global, dengan 80 persen perdagangan lintas laut melewatinya.

Berdasarkan analisis Mercator Institute for China Studies, 80 persen impor minyak China melewati Selat Malaka, titik tersibuk di Samudera Hindia.

China bergantung pada jalur perdagangan di Samudera Hindia

Armada AS baru yang berfokus di Samudra Hindia bisa menjadi masalah bagi ambisi China di kawasan itu, kata Song Zhongping, mantan instruktur Korps Artileri Kedua Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

"China lebih bergantung pada Samudera Hindia daripada Pasifik Barat," katanya.

"Menyiapkan armada Angkatan Laut AS sama dengan mencekik China - itu akan merugikan kepentingan pembangunan China dalam hal rantai pasokan energi dan investasi dalam proyek belt and road," lanjutnya.

Belt and Road Initiative Beijing yang kontroversial adalah skema investasi infrastruktur besar-besaran yang bertujuan menghubungkan China dengan Asia, Afrika, Eropa, dan sekitarnya.

Di bawah inisiatif tersebut, China telah bermitra dengan negara-negara Samudra Hindia termasuk Pakistan untuk membangun proyek infrastruktur utama seperti jalan raya dan pelabuhan, dalam upaya nyata untuk mendapatkan akses yang lebih cepat ke Eropa dan Afrika.

Pelabuhan Gwadar di Pakistan, misalnya, dibangun dan dikelola oleh konsorsium China, berlokasi strategis di dekat Selat Hormuz, jalur laut terpenting dunia untuk minyak.

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut