AS dan Inggris Serbu Yaman, Ini Kata Arab Saudi
RIYADH, iNews.id - Arab Saudi pada Jumat (12/1/2024) ini menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan menghindari peningkatan konflik di wilayah Laut Merah. Seruan itu disampaikan Riyadh di tengah berlangsungnya serangan udara Amerika Serikat dan Inggris terhadap posisi gerakan Ansar Allah--atau juga dikenal sebagai Houthi--di Yaman.
"Kerajaan Arab Saudi sangat prihatin dengan operasi militer di kawasan Laut Merah dan serangan udara yang mengenai sejumlah sasaran di Republik Yaman. Kerajaan menegaskan pentingnya menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan Laut Merah, di mana kebebasan navigasi merupakan persyaratan internasional demi kepentingan seluruh dunia," ungkap Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam pernyataannya di platform X, hari ini.
"Menyerukan (semua pihak) untuk menahan diri dan menghindari eskalasi mengingat perkembangan yang terjadi di wilayah tersebut," bunyi pernyataan itu lagi.
Pada Jumat, AS dan Inggris melancarkan 23 serangan udara terhadap posisi Houthi di empat provinsi di Yaman, termasuk Provinsi Sanaa dan al-Hudaydah (Hodeida). Tujuan tindakan militer dua negara Barat itu adalah untuk menghalangi kemampuan Houthi dalam menyerang kapal dagang di Laut Merah.
Sementara Houthi mengancam Inggris dan AS akan membayar “harga mahal” atas serangan besar-besaran ini.
Pada Kamis (11/1/2024), Komando Pusat AS menyatakan bahwa Houthi telah menyerang kapal komersial di Laut Merah sebanyak 27 kali sejak 19 November. Houthi sebelumnya memang telah bersumlah untuk mencegah lewatnya kapal-kapal yang terkait dengan perusahaan Israel, atau menuju Israel, baik yang melintasi Laut Merah maupun Laut Arab.
Menurut Houthi, pencegatan atau penyerbuan terhadap kapal-kapal di Laut Merah itu akan terus mereka lakukan sampai aksi militer Israel di Jalur Gaza berakhir.
Editor: Ahmad Islamy Jamil