AS dan Prancis Desak Warganya untuk Segera Tinggalkan Rusia
WASHINGTON, iNews.id - Pemerintah Amerika Serikat (AS) meminta warganya yang berada di Rusia untuk meninggalkan negara itu menggunakan penerbangan komersial. Warga AS diminta memiliki rencana darurat yang tidak bergantung pada bantuan pemerintah AS.
Seruan ini disampaikan menyusul meningkatnya jumlah maskapai Amerika dan Eropa yang membatalkan penerbangan ke Rusia pasca-invasi ke Ukraina. Selain itu juga, saat ini jumlah negara-negara yang menutup wilayah udara untuk Rusia makin meningkat.
"Warga AS harus mempertimbangkan untuk segera meninggalkan Rusia melalui opsi komersial yang masih tersedia," kata peringatan keamanan tertanggal 27 Februari di situs web kedutaan AS di Moskow.
Selain AS, Prancis juga menyerukan hal yang sama bagi warganya yang berada di Rusia.
"Karena meningkatnya pembatasan lalu lintas udara antara Rusia dan Eropa, sangat disarankan agar warga negara Prancis yang mengunjungi Rusia membuat rencana untuk meninggalkan negara itu tanpa penundaan menggunakan jalur udara yang ada," kata Kementerian Luar Negeri Prancis.
Saat ini, Air France mengatakan pihaknya menangguhkan semua penerbangan ke dan dari Rusia hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Invasi Rusia ke Ukraina menjadi serangan terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Hal ini telah memicu rentetan pembalasan dari Barat.
Pemerintah AS dan negara Eropa memberlakukan sanksi terhadap bank dan lembaga keuangan Rusia.
Departemen Luar Negeri AS mempertahankan peringatan perjalanannya untuk Rusia pada Level 4. Artinya warga AS dilarang pergi ke negara itu.
Pada 20 Februari, kedutaan AS di Moskow telah menyarankan warganya di Rusia untuk segera mengevakuasi diri. Alasannya, ancaman serangan di Moskow dan di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina yang meningkat.
Presiden Rusia, Vladimir Putin menyebut serangan itu sebagai "operasi khusus" yang bertujuan untuk mendemiliterisasi dan denazifikasi negara tetangga Moskow itu.
Editor: Umaya Khusniah