Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

AS dan Rusia Saling Tuduh di DK PBB soal Perang Ukraina, Sebut-Sebut Senjata Korut dan Rudal Patriot

Rabu, 07 Februari 2024 - 10:53:00 WIB
AS dan Rusia Saling Tuduh di DK PBB soal Perang Ukraina, Sebut-Sebut Senjata Korut dan Rudal Patriot
Suasana umum pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York, AS (ilustrasi). (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id – Pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Selasa (6/2/2024) menjadi ajang saling tuding antara Amerika Serikat dan Rusia terkait konflik di Ukraina. Seperti apa jalannya perdebatan itu? 

Reuters melansir, AS menuduh Rusia menembakkan setidaknya sembilan rudal yang dipasok Korea Utara ke Ukraina. Sementara Moskow menyebut Washington DC terlibat langsung dalam jatuhnya pesawat angkut militer Rusia bulan lalu.

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, dan Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, saling melontarkan tuduhan tersebut pada pertemuan DK PBB mengenai Ukraina. Pertemuan itu sendiri diminta oleh Moskow.

“Sampai saat ini, Rusia telah meluncurkan rudal balistik yang dipasok DPRK terhadap Ukraina setidaknya sembilan kali,” kata Wood kepada dewan PBB yang beranggotakan 15 negara itu, sembari menggunakan nama resmi Korea Utara, yakni DPRK (singkatan dalam bahasa Inggris dari Republik Demokratik Rakyat Korea).

“Rusia dan DPRK harus bertanggung jawab atas tindakan mereka, yang melemahkan kewajiban jangka panjang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB,” ucap Wood.

Baik Moskow maupun Pyongyang membantah tuduhan AS itu. Namun, Rusia dan Korut memang berjanji pada tahun lalu untuk memperdalam hubungan militer kedua negara. 

Rusia telah meningkatkan hubungan dengan Korut dan negara-negara lain yang memusuhi Amerika Serikat seperti Iran, sejak dimulainya perang dengan Ukraina. Hubungan yang dibangun Moskow tersebut menjadi sumber kekhawatiran Barat.

Pesawat Il-76 milik Angkatan Udara Rusia jatuh dari langit pada 24 Januari lalu. Rusia mengatakan, seluruh penumpang yang berjumlah 74 orang tewas, termasuk 65 tentara Ukraina yang ditangkap dalam perjalanan untuk ditukar dengan tawanan perang Rusia. Moskow pun menyalahkan Kiev atas jatuhnya pesawat tersebut.

“Kami memiliki bukti tak terbantahkan bahwa rudal permukaan-ke-udara Patriot digunakan untuk melakukan serangan tersebut, sehingga tidak ada keraguan bahwa Washington DC juga merupakan kaki tangan dalam kejahatan ini,” kata Nebenzia kepada Dewan Keamanan PBB.

Penyelidik Rusia mengatakan pekan lalu bahwa mereka memiliki bukti yang menunjukkan bahwa militer Ukraina menembak jatuh pesawat angkut militer tersebut dengan rudal Patriot buatan AS.

Rusia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bertemu pada Selasa setelah mengatakan Ukraina menewaskan sedikitnya 28 orang ketika menggunakan roket yang dipasok Barat untuk menyerang sebuah toko roti dan restoran pada Sabtu lalu di wilayah Ukraina Timur yang dikuasai Rusia.

Diplomat senior Ukraina di PBB, Serhii Dvornyk, menuduh Rusia menyalahgunakan Dewan Keamanan untuk menyebarkan “informasi palsu”.

Wood mengatakan AS tidak dapat memverifikasi informasi tersebut secara independen dan menyalahkan kurangnya pemberitaan media independen. Namun, dia menyesalkan banyaknya korban sipil. 

“Untuk lebih jelasnya, Rusia adalah satu-satunya agresor dalam perang ini, dan satu-satunya yang dapat mengakhiri perang ini saat ini,” kata Wood.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut