AS Klaim Rusia Gunakan Gas Air Mata Dicampur Bahan Kimia saat Serang Ukraina
WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) dan Ukraina tidak mengonfirmasi Rusia telah menggunakan senjata kimia saat menginvasi Kota Mariupol. Namun AS menyatakan Rusia menggunakan senjata pengendali kerusuhan termasuk gas air mata yang dicampur bahan kimia.
Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blingken, Selasa (12/4/2022). Dia menegaskan, baik AS ataupun Ukraina bukan dalam posisi yang harus mengonfirmasi apa pun tentang dugaan Rusia menggunakan senjata kimia terhadap Kota Mariupol.
Meski demikian, AS memiliki informasi yang dapat dipercaya bahwa Rusia mencampurkan gas air mata dicampur bahan kimia. Efeknya akan lebih kuat untuk melemahkan dan melumpuhkan para pejuang dan warga sipil Ukraina dalam upaya merebut Mariupol.
"Kami berbagi informasi itu dengan Ukraina serta dengan mitra lain. Kami sedang dalam percakapan langsung dengan mitra untuk mencoba menentukan apa yang sebenarnya telah terjadi," katanya kepada wartawan di Departemen Luar Negeri.
Dia menambahkan, penggunaan bahan kimia dalam serangan Rusia merupakan kekhawatiran yang telah muncul sejak awal invasi.
Sebuah laporan yang belum dikonfirmasi dari batalion Ukraina yang ditempatkan di Mariupol mengklaim, pasukan Rusia, melalui penggunaan kendaraan udara tak berawak, menyebarkan zat beracun di atas kota. Ada verifikasi independen atas klaim tersebut.
Menurut perkiraan PBB, setidaknya 1.892 warga sipil telah tewas dan 2.558 terluka di Ukraina sejak Rusia menyatakan perang 24 Februari. Dikhawatirkan, angka sebenarnya jauh lebih tinggi.
Menurut badan pengungsi PBB, lebih dari 4,6 juta warga Ukraina telah melarikan diri ke negara lain, dengan jutaan lainnya mengungsi.
Editor: Umaya Khusniah