AS-Korsel Hentikan Latihan Militer Gabungan, Korut Harus Tepati Janji
WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) sepakat menangguhkan latihan militer bersama mereka yang sedianya digelar pada Agustus mendatang. Hal itu dikonfimasi oleh pejabat Korsel dan AS.
Keputusan itu ditetapkan setelah Presiden Donald Trump berjanji mengakhiri latihan perang, usai pertemuan bersejarahnya dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un pada pekan lalu.
Pihak Gedung Putih pada Senin (18/6), menegaskan akan menghentikan latihan militer dengan Korsel jika Korut bertindak dengan iktikad baik. Korut, disebut pihak Gedung Putih, harus menerapakan kesepakatan yang telah disetujui.
Selain itu, jika Korut gagal memenuhi janjinya terkait denuklirisasi, maka latihan gabungan akan kembali diadakan.
Penangguhan itu hanya akan memengaruhi latihan gabungan, bukan pelatihan militer rutin. Calon Dubes AS untuk Korsel, Harry Harris, mengatakan penangguhan hanya akan berlaku pada latihan militer skala besar, sedangkan pelatihan reguler pasukan AS di Korsel akan berlanjut.
Latihan gabungan militer besar AS-Korsel bernama Foal Eagle dan Max Thunder dilakukan pada Mei lalu. Latihan besar berikutnya, Ulchi Freedom Guardian, direncanakan digelar pada akhir musim panas.
Pada 2017, sebanyak 17.500 warga AS dan lebih dari 50.000 pasukan Korsel berpartisipasi dalam latihan Ulchi Freedom Guardian.
Sekitar 28.500 tentara AS ditempatkan di Korsel, sebagai warisan Perang Korea, yang berakhir pada 1953 dalam gencatan senjata yang membuat kedua Korea secara teknis masih berperang.
Editor: Nathania Riris Michico