AS Kutuk Iran karena Gunakan Kekerasan Hadapi Demonstran yang Rusuh
WASHINGTON, iNews.id - Gedung Putih mengutuk Iran karena menggunakan kekuatan mematikan terhadap demonstran selama kerusuhan yang menewaskan dua orang, seorang warga sipil dan polisi. Pihak berwenang Iran juga menangkap puluhan warga dan membatasi akses internet.
"Amerika Serikat mendukung rakyat Iran dalam protes damai mereka terhadap rezim yang seharusnya memimpin mereka," kata juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham, seperti dilaporkan AFP, Senin (187/11/2019).
"Kami mengutuk pasukan mematikan dan pembatasan komunikasi parah yang digunakan terhadap demonstran."
Kerusuhan meletus pada Jumat (15/11/2019), beberapa jam setelah Iran mengumumkan harga gas akan naik menjadi 15.000 real per liter (12 sen AS) dari 10.000 untuk 60 liter pertama; serta 30.000 real untuk setiap bahan bakar tambahan yang dibeli setelah itu setiap bulan.
Ini merupakan kenaikan harga yang tidak bisa diterima warga, mengingat ekonomi Iran terpukul sejak Mei tahun lalu, ketika Presiden Donald Trump secara sepihak menarik AS keluar dari perjanjian nuklir 2015 dan menerapkan kembali sanksi ekonomi yang melumpuhkan.
Akses ke internet dibatasi sehari setelah demonstrasi pecah.
Seorang polisi ditembak dalam bentrokan dengan perusuh di Kota Kermanhshah pada Sabtu dan meninggal pada hari berikutnya.
Beberapa orang juga terluka dan puluhan ditangkap dalam demonstrasi. Banyak demonstran memblokir jalan raya dan membakar properti publik.
Beberapa kekerasan terburuk terjadi di pusat Kota Sirjan, di mana penjabat gubernur Mohammad Mahmoudabadi mengatakan seorang warga sipil tewas dan pom bensin menjadi salah satu properti umum yang diserang dan dirusak demonstran.
Editor: Nathania Riris Michico