AS Memveto Resolusi PBB untuk Lindungi Warga Palestina
WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) memveto draf resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang menyerukan langkah-langkah perlindungan bagi warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Draf resolusi tersebut diajukan oleh Kuwait.
Berkebalikan dengan Kuwait, Duta Besar (Dubes) AS untuk PBB, Nikki Haley, mengajukan rancangan resolusi yang isinya menuduh Hamas sebagai penyebab kekerasan di Gaza. Dia menyebut Israel memiliki hak membela diri.
Namun, rancangan Haley gagal mendapat dukungan dari 15 anggota DK PBB. Haley menyebut DK PBB hanya berpihak pada Palestina tanpa memedulikan
"Sekarang sudah jelas PBB tak diragukan lagi memang bias terhadap Israel," kata Haley kepada anggota dewan, seperti dilaporkan AFP, Sabtu (2/6/2018).
Sepuluh negara, termasuk Prancis, Rusia, Swedia, China, Kazakstan, Bolivia, Peru, Pantai Gading, dan Equatorial Guinea mendukung resolusi yang diajukan Kuwait. Sedangkan empat negara, yaitu Inggris, Etiopia, Belanda, dan Polandia abstain.
Hasil voting itu disebut Haley menujukkan bahwa dewan tidak mau menyalahkan Hamas.
"Dewan bersedia menyalahkan Israel, namun tidak mau menyalahkan Hamas," ujar dia.
Rancangan yang disusun Kuwait menyerukan langkah-langkah untuk menjamin keselamatan dan perlindungan bagi warga sipil Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Namun Haley mengatakan tindakan itu sangat tidak akurat mengingat peristiwa yang belakangan terjadi di Gaza.
Haley mengutuk Hamas dan menyalahkannya atas kekerasan yang terjadi di Gaza.
"Kelompok teroris Hamas memikul tanggung jawab utama atas kondisi kehidupan yang mengerikan di Gaza," ujar Haley.
Jika ingin terlaksana, resolusi DK PBB membutuhkan sembilan suara dukungan dan tidak boleh diveto oleh lima anggota tetap, yakni AS, Rusia, China, Prancis, dan Inggris.
Sebelumnya, Haley juga menggunakan hak veto untuk menggagalkan resolusi DK PBB mengenai terkait konflik Israel-Palestina. Pada Desember 2017 lalu, Haley memveto resolusi yang menolak keputusan Presiden Donald Trump memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem.
Setidaknya 123 orang Palestina tewas ditembak tentara Israel sejak protes dimulai pada akhir Maret. Tidak ada orang Israel yang terbunuh.
Editor: Nathania Riris Michico