AS Rumahkan Ribuan Pekerja Pengelola Senjata Nuklir gegara Pemerintah Masih Shut Down
WASHINGTON, iNews.id - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai Senin (20/10/2025) akan merumahkan sekitar 1.400 pekerja di institusi yang mengelola persenjataan nuklir. Keputusan itu harus diambil menyusul shut down atau penutupan pemerintah yang masih berlangsung akibat ketiadaan anggaran.
Partai Republik dan Partai Demokrat belum mencapai kata sepakat di Kongres untuk menyetujui rancangan anggaran yang baru, memicu shut down pemerintah sejak 1 Oktober 2025.
Menteri Energi Chris Wright mengatakan, dampak shut down memengaruhi para pekerja Badan Keamanan Nuklir Nasional (NNSA) yang memiliki peran sangat penting dalam memodernisasi persenjataan nukir AS.
NNSA merupakan lembaga semi-otonom di bawah Departemen Energi AS yang juga bekerja di seluruh dunia untuk mengamankan bahan nuklir berbahaya, termasuk di Ukraina, seiring berlanjutnya perang dengan Rusia.
Seorang juru bicara NNSA mengatakan, badan tersebut hanya mempertahankan hampir 400 pekerja. Badan tersebut tidak merumahkan pegawai yang bekerja di layanan darurat.
Staf federal NNSA mengawasi sekitar 60.000 kontraktor yang memelihara dan menguji senjata di laboratorium nasional dan lokasi lain di seluruh AS.
Menurut Wright, jika shut down terus berlanjut, akan ada puluhan ribu pegawai kontraktor yang di-PHK dan rumahkan.
Biaya pengoperasian dan modernisasi kekuatan nuklir AS hingga 2034 diproyeksikan melonjak menjadi 946 miliar dolar AS, 25 persen lebih tinggi daripada perkiraan pada 2023. Anggaran senjata nuklir dibagi antara Departemen Pertahanan (Pentagon) dan NNSA.
Editor: Anton Suhartono