AS Tawarkan Bahas Kesepakatan Pengendalian Senjata Nuklir yang Baru, Begini Respons Rusia
NAYPYIDAW, iNews.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov menepis ada tawaran dari Amerika Serikat (AS) untuk melanjutkan kembali pembicaraan pengendalian senjata nuklir. Sebelumnya Presiden Joe Biden menawarkan kepada Rusia untuk melanjutkan pembahasan rencana kesepakatan baru yang akan menggantikan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (New START).
“Pada perkembangan hubungan luar negeri saat ini, mereka bahkan tidak mengusulkan untuk memperbarui pembicaraan. Tidak ada permintaan untuk membuka kembali proses negosiasi,” kata Lavrov, dikutip dari RT, Rabu (3/8/2022).
Dia menegaskan negara Barat mengulangi kebiasaan dengan membuat pengumuman kemudian melupakannya.
Lavrov juga mengomentari soal kemungkinan keikutsertaan China dalam negosiasi pengendalian senjata yang baru. Menurut dia, usulan itu merupakan hak China untuk mau menerimanya atau tidak.
"Amerika paham betul sikap kami soal masalah ini," katanya.
Pembicaraan tentang kesepakatan pengganti New START, yang akan berakhir pada 2026, sudah dimulai sejak tahun lalu. Namun setelah pertemuan berlangsung dua kali, AS tak melanjutkannya lagi.
Pernyataan Lavrov ini disampaikan merespons Biden yang mengatakan pemerintahannya siap untuk menegosiasikan kembali kerangka kesepakatan pengendalian senjata yang baru.
“Hari ini, pemerintahan saya siap untuk segera menegosiasikan kerangka kontrol senjata yang baru untuk menggantikan New START yang akan berakhir pada 2026. Tapi negosiasi membutuhkan mitra yang bersedia melakukannya dengan iktikad baik,” kata Biden, merujuk pada kesepakatan yang mengatur pembatasan jumlah rudal nuklir strategis dan hulu ledak kedua negara itu.
Biden juga mengajak China untuk bergabung dalam negosiasi dengan alasan Negeri Tirai Bambu ikut memikul tanggung jawab karena memiliki senjata nuklir.
Editor: Anton Suhartono