AS Tepis Laporan Media soal Rencana Penambahan 14.000 Pasukan ke Timur Tengah
WASHINGTON, iNews.id - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menepis laporan surat kabar Wall Street Journal (WSJ) soal rencana penambahan 14.000 tentara ke Timur Tengah terkait meningkatnya ancaman Iran.
Sebelumnya WSJ, mengutip sumber di pemerintahan, melaporkan, selain 14.000 tentara AS juga akan menambah armada tempurnya termasuk puluhan kapal perang.
Disebutkan, keputusan itu kemungkinan akan ditentukan Presiden Donald Trump pada bulan ini.
Pentagon pun mempertanyakan keakurasian laporan WSJ.
"Biar jelas, laporan itu salah. AS tak mempertimbangkan mengirim tambahan 14.000 pasukan ke Timur Tengah," kata Juru Bicara Pentagon Alyssa Farah, dikutip dari AFP, Kamis (5/12/2019).
Komandan Komando Pusat AS Kenneth McKenzie, dalam konferensi pertahanan di Manama, Bahrain, pada 23 November, mengatakan, sumber daya yang ada milik AS tak mungkin melindungi seluruh wilayah Timur Tengah.
"Ada banyak wilayah air untuk dilindungi. Sederhananya, kami tidak punya cukup sumber untuk berada di tempat yang kami inginkan dalam jumlah yang sesuai setiap saat," katanya, saat itu.
Namun McKenzie menolak kritikan bahwa AS melepas diri dari Timur Tengah.
"Kami memiliki kapal induk di panggung, kami telah memperkuat Arab Saudi. Jadi saya tidak yakin, apakah akan setuju dengan narasi pengabaian atau narasi menjauh," ujarnya.
Menurut dia, AS memiliki prioritas dalam hal pertahanan dan Timur Tengah mungkin bukan yang paling utama. Namun dia menegaskan kawasan itu sangat penting.
"Saya pikir itu tetap merupakan hal yang sangat penting bagi Amerika Serikat," tuturnya.
Editor: Anton Suhartono