Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Momen Cristiano Ronaldo di Gedung Putih Bocor ke Publik, Ada Detail Aneh yang Tak Disadari 
Advertisement . Scroll to see content

Australia Imbau Negara-Negara Kecil Tak Terjebak dalam Konflik AS-China

Selasa, 24 November 2020 - 11:35:00 WIB
Australia Imbau Negara-Negara Kecil Tak Terjebak dalam Konflik AS-China
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

SYDNEY, iNews.idAustralia mengecam hubungan yang memburuk dengan China. Perdana menteri negeri kanguru itu pun mengimbau agar negara-negara kecil tidak terjebak dalam konflik yang ditimbulkan oleh persaingan antara China dan AS.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengecam tekanan China yang meningkat dan menolak penggambaran oleh Beijing yang menyebut Australia sebagai “anjing pelacak AS”. Menurut dia, penggambaran tersebut adalah keliru dan hanya merusak hubungan kedua negara. Dia menilai hal-hal semacam itu tidak perlu terjadi.

Dalam pidato yang digelar secara daring pada forum London, Senin (23/11/2020) malam, Morrison menyatakan, Australia menginginkan hubungan yang saling menguntungkan dengan mitra dagang terbesarnya yakni China. Begitu pula proyeksi Australia dengan Amerika Serikat.

Akan tetapi, di saat bersamaan, Australia menurut dia juga memiliki hak untuk mengejar kepentingan sendiri terlepas dari pengaruh kedua negara itu. Faktanya, dalam beberapa bulan terakhir, hubungan Canberra dengan Beijing telah berubah dari buruk menjadi lebih buruk.

Beijing telah menyampaikan daftar keluhan tentang kebijakan Australia, mulai dari melarang partisipasi Huawei dalam peluncuran 5G, hingga seruan pejabat negeri kanguru untuk menyelidiki asal-usul pandemi virus corona—yang notabene mengarah kepada China.

Morrison menegaskan, negara-negara seperti Australia tidak boleh dipaksa untuk memihak kepada AS atau China, meski Washington DC dan Beijing terus berusaha keras untuk mendapatkan pengaruh di kawasan.

“Keleluasaan yang lebih besar akan dibutuhkan dari kekuatan terbesar di dunia untuk mengakomodasi kepentingan individu dari mitra dan sekutu mereka. Kami semua membutuhkan sedikit lebih banyak ruang untuk bergerak,” kata Morrison, dikutip AFP.

Selama empat tahun terakhir, Presiden AS Donald Trump telah mengambil pendekatan konfrontatif, mencoba mengumpulkan sekutu Amerika untuk melawan pengaruh China yang meningkat. Langkah Trump itu dinilai para kritikus berisiko menciptakan kebuntuan seperti yang pernah terjadi dalam Perang Dingin antara Blok Barat dan Timur sebelum era 1990-an.

Akan tetapi, tidak ada pula jaminan bahwa hubungan China-AS akan membaik di bawah pemerintahan Joe Biden. Pasalnya, politikus Partai Demokrat pemenang Pilpres AS 2020 itu pernah secara blak-blakan menyampaikan protesnya tentang pelanggaran HAM yang dilakukan China.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut