Azerbaijan Siap Bahas Perdamaian dengan Armenia, Syaratkan Tak Ada Intervensi
JAKARTA, iNews.id - Azerbaijan ingin melakukan pembicaraan perdamaian dengan Armenia. Azerbaijan percaya kesepakatan itu bisa terwujud tanpa intervensi asing.
"Sebuah perjanjian perdamaian bukanlah fisika nuklir. Jika ada niat baik, prinsip-prinsip dasar perjanjian perdamaian dapat diatur dalam waktu singkat," ujar Hajiyev seperti dilansir dari Reuters, Rabu (22/11/2023).
"Kami membutuhkan perdamaian di wilayah kami, bukan di Washington, Paris, atau Brussels," katanya.
Azerbaijan dan Armenia telah terlibat dalam dua perang selama tiga dekade terakhir. Perang ini terkait Karabakh, sebuah wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi memiliki mayoritas penduduk etnis Armenia yang memisahkan diri dan mendirikan kemerdekaan de facto pada tahun 1990-an.
Azerbaijan merebut kembali wilayah tersebut pada bulan September, menyebabkan eksodus massal hampir semua penduduk etnis Armenia di wilayah tersebut sekitar 120.000 orang.
Mediasi oleh Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia selalu gagal. Kedua negara itu masih belum sepakat mengenai penentuan batas wilayah bersama mereka, yang tetap tertutup dan sangat militer.
Bentrokan di perbatasan, yang sering kali fatal akibatnya dan kerap terjadi.
Azerbaijan, yang memiliki hubungan dekat dengan Turki, dalam beberapa bulan terakhir sering kali mundur dari pembicaraan perdamaian yang dimediasi oleh AS dan UE, keduanya dituduh bersikap pro-Armenia.
Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, minggu ini memberikan penghargaan kepada UE atas bantuannya dalam mendekatkan perjanjian perdamaian, tetapi mengatakan bahwa kedua belah pihak masih berbicara dalam bahasa diplomatik yang berbeda.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq