Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Xi Jinping Peringatkan Trump: Taiwan Harus Kembali ke Pangkuan China!
Advertisement . Scroll to see content

Balas Ancaman Trump, Turki: Kami Akan Terus Melawan Milisi Kurdi

Senin, 14 Januari 2019 - 14:38:00 WIB
Balas Ancaman Trump, Turki: Kami Akan Terus Melawan Milisi Kurdi
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

ANKARA, iNews.id - Turki berjanji akan terus memerangi milisi Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS), yang juga mereka anggap sebagai kelompok teroris. Hal itu ditegaskan Turki setelah Presiden Donald Trump memperingatkan soal kehancuran ekonomi jika negara itu menyerang milisi Kurdi saat pasukan AS mundur dari Suriah.

Membalas cuitan 'ancaman' Trump, Juru Bicara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin, menegaskan "tidak ada perbedaan" antara kelompok ekstremis Negara Islam atau ISIS dengan milisi Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).

"Teroris tidak dapat menjadi mitra dan sekutu Anda. Turki mengharapkan AS menghormati kemitraan strategis kami dan tidak ingin itu dibayangi oleh propaganda teroris. Tidak ada perbedaan antara DAESH (ISIS), PKK, PYD dan YPG," cuti Kalin, seperti dilaporkan AFP, Senin (14/1/2019).

"Kami akan terus berjuang melawan mereka semua," tegasnya.

Tanggapan Turki muncul setelah Trump memperingatkan di Twitter, "Akan menghancurkan ekonomi Turki jika mereka menyerang Kurdi."

Turki memandang YPG sebagai "cabang teroris" dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, yang melakukan pemberontakan terhadap negara Turki sejak 1984.

PKK masuk dalam daftar hitam sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS, dan Uni Eropa.

Namun, AS bekerja erat dalam beberapa tahun terakhir dengan YPG, seperti memberikan dukungan dan pelatihan militer, dalam perang melawan ISIS di Suriah.

"Adalah kesalahan fatal untuk menyamakan Kurdi Suriah dengan PKK," tutur Kalin.

Dia juga menyebut bahwa Turki berperang melawan teroris, bukan Kurdi Suriah.

Dukungan AS untuk YPG menjadi salah satu sumber utama ketegangan antara Turki dan AS. Namun tampaknya, ada beberapa perbaikan pada masalah ini setelah Trump mengatakan pada bulan lalu, 2.000 tentara AS akan ditarik dari Suriah.

Turki menyambut keputusan penarikan itu setelah Erdogan mengatakan kepada Trump bahwa Turki dapat menghabisi sisa-sisa terakhir ISIS.

Namun, terjadi gesekan antara Turki dan AS atas nasib YPG, terutama setelah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo sebelumnya menyatakan AS akan memastikan Turki tidak akan "membantai" Kurdi.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut