Banjir Besar di Malaysia Tewaskan 8 Orang, Pemerintah Dituduh Lamban Selamatkan Korban
KUALA LUMPUR, iNews.id - Banjir besar yang melanda tujuh negara bagian di Malaysia menewaskan sedikitnya delapan orang hingga Senin (20/12/2021). Banjir terjadi sejak Jumat lalu, termasuk di Kuala Lumpur, akibat curah hujan tinggi.
Banjir biasa terjadi di kawasan pantai timur Malaysia saat musim hujan yang berlangsung antara Oktober hingga Maret, namun tahun ini intensitasnya lebih tinggi.
Pemerintah mengerahkan militer di samping otoritas kebencanaan di tujuh negara bagian. Selangor merupakan wilayah paling parah terdampak banjir. Kepolisian Selangor melaporkan, sejauh ini delapan orang tewas.
Empat korban di antaranya ditemukan di Taman Sri Muda, Distrik Shah Alam, di mana banyak warga diyakini masih terjebak di rumah dan apartemen lantaran upaya penyelamatan terhambat oleh kurangnya perahu dan petugas. Lebih dari 32.000 warga Selangor yang telantar telah dievakuasi ke tempat penampungan sementara pada Senin.
Sementara itu kalangan oposisi di parlemen mengecam pemerintah karena dianggap lamban menangani warga yang terdampak.
"Malam ini akan menjadi malam ketiga, banyak orang masih berteriak minta perahu. Kita ingin (pemerintah) segera mengirim bantuan sehingga kita tidak lagi melihat mayat," kata anggota parlemen dari oposisi Partai Aksi Demokratik, Hannah Yeoh, dikutip dari Reuters.
Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengatakan telah memerintahkan semua lembaga untuk melakukan upaya lebih agresif guna membantu warga yang terkena dampak banjir di Taman Sri Muda.
Seorang warga, Sazuatu Remly (43) dan keluarganya diselamatkan teman-temannya pada Senin, setelah terjebak di rumah mereka selama lebih dari 2 hari.
"Bantuan dari pemerintah tidak pernah datang kepada. Kami hanya mendapat bantuan dari orangtua anak-anak yang saya asuh. Saya sangat berharap pihak berwenang bertindak lebih cepat dan memberi lebih banyak perhatian kepada warga di sini," katanya.
Editor: Anton Suhartono