Banjir dan Tanah Longsor Terjang Ibu Kota Ekuador, 14 Orang Tewas 32 Lainnya Luka-Luka

QUITO, iNews.id – Sedikitnya 14 orang tewas dan 32 lainnya luka-luka akibat tanah longsor di utara ibu kota Ekuador, Quito, Selasa (1/2/2022). Kantor tanggap darurat di negara itu menyatakan, regu penyelamat pemadam kebakaran saat ini masih terus mencari rumah-rumah dan jalan yang tertutup lumpur.

Hujan deras pada Senin (31/1/2022) malam menyebabkan genangan air di lembah dekat kawasan permukiman buruh di La Gasca dan La Comuna. Banjir tersebut membawa lumpur dan batu ke tempat tinggal warga dan memengaruhi pasokan listrik di sana.

Baca Juga

3 Alasan Donald Trump Jadikan Arab Saudi sebagai Sekutu Utama AS Non-NATO

“Jumlah korban yang meninggal meningkat menjadi 14 orang, rumah yang hancur menjadi tiga unit dan keluarga yang terkena dampak menjadi tiga keluarga,” ungkap Kantor Manajemen Risiko dan Darurat Ekuador di Twitter.

Pihak berwenang mengatakan, sembilan orang hilang dan 32 orang terluka pada Senin malam.

Baca Juga

Hujan Deras Picu Banjir dan Tanah Longsor, 18 Orang Tewas

“Kami melihat sungai meluap besar yang menyeret semuanya, kami harus memanjat tembok untuk melarikan diri,” kata salah satu warga, Alba Cotacachi, yang mengevakuasi dua putrinya yang masih kecil dari rumah mereka. 

“Kami masih mencari orang-orang yang hilang,” tuturnya.

Baca Juga

Video Longsor Malaysia, Jalan Retak Mobil Sampai Jeblos

Video yang beredar di media sosial menunjukkan sungai berlumpur mengalir melalui jalan-jalan di kawasan permukiman itu, menyeret serta pohon, kendaraan, tempat sampah dan bahkan tiang listrik. Pada saat yang bersamaan, warga berteriak minta tolong.

Baca Juga

Mengerikan, Tebing 200 Meter Longsor di Ciherang Sumedang

Gambar lain menunjukkan beberapa orang diselamatkan dari arus oleh tetangga mereka.

Ekuador dilanda hujan lebat di beberapa daerah, yang menyebabkan sungai meluap dan berdampak terhadap ratusan rumah dan jalan. Curah hujan di Quito pada Senin (31/1/2022) setara dengan 75 liter per meter persegi, menjadi angka tertinggi dalam hampir dua dekade.

Editor: Ahmad Islamy Jamil