Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pesawat Cessna Bro Skydive Jatuh di Karawang, Pilot Ungkap Penyebabnya
Advertisement . Scroll to see content

Banyak yang Terlempar saat Pesawat Singapore Airlines Terguncang Hebat, Ini Pentingnya Sabuk Pengaman

Rabu, 22 Mei 2024 - 11:20:00 WIB
Banyak yang Terlempar saat Pesawat Singapore Airlines Terguncang Hebat, Ini Pentingnya Sabuk Pengaman
Pesawat Boeing 777 yang dioperasikan Singapore Airlines dalam penerbangan London-Singapura mendarat darurat di Bangkok, Thailand, Selasa (21/5/2024). (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

CHICAGO, iNews.id Turbulensi hebat yang dialami maskapai Singapore Airlines, Selasa (21/5/2024), menyebabkan satu penumpang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka. Insiden itu semakin menegaskan pentingnya penggunaan sabuk pengaman selama penerbangan.

Penerbangan London-Singapura mengalami turbulensi hebat di Samudra Hindia. Posisi pesawat langsung turun sejauh 6.000 kaki (sekitar 1.800 meter) hanya dalam waktu sekitar tiga menit, sebelum mendarat darurat di Bangkok.

Layanan prakiraan cuaca AccuWeather menyebutkan, data satelit dan petir menunjukkan adanya “badai petir eksplosif” yang berkembang di dekat jalur penerbangan. Badai petir dapat membuat pilot hanya memiliki sedikit waktu untuk meresponsnya.

Maskapai penerbangan diwajibkan oleh undang-undang untuk menyalakan tanda sabuk pengaman saat lepas landas dan mendarat. Akan tetapi masing-masing maskapai penerbangan memiliki prosedur sendiri untuk menghadapi turbulensi di udara.

Reuters melansir, seorang saksi mata yang mengikuti penerbangan Singapore Airlines kemarin mengatakan banyak orang yang tidak mengenakan sabuk pengaman terlempar ke sekitar kabin ketika pesawat terguncang. “Banyak yang kepalanya terbentur,” ujarnya.

CEO Singapore Airlines Goh Choon Phong mengatakan, pesawat tersebut mengalami turbulensi ekstrem yang tiba-tiba.

Sara Nelson, presiden internasional Asosiasi Pramugari-CWA yang mewakili lebih dari 50.000 pramugari di 20 maskapai, mengatakan bahwa laporan awal tampaknya mengindikasikan pesawat itu mengalami turbulensi udara jernih. Fenomena yang dikenal sebagai clear-air turbulence itu dianggap sebagai jenis turbulensi paling berbahaya dalam dunia penerbangan.

Turbulensi udara jernih tidak dapat dilihat dan hampir tidak dapat dideteksi dengan teknologi saat ini. Karenanya, semakin penting bagi penumpang untuk mengenakan sabuk pengaman setiap kali duduk, katanya.

“Ini adalah masalah hidup dan mati,” kata Nelson.

Asosiasi Pilot Jalur Udara (ALPA), yang mewakili lebih dari 77.000 pilot di 41 maskapai penerbangan AS dan Kanada, juga menyampaikan pesan serupa. Mereka mengatakan, cara paling aman bagi penumpang untuk melindungi diri adalah dengan memastikan sabuk pengaman mereka selalu terpasang.

Menurut studi yang dilakukan oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) pada 2021, kecelakaan penerbangan terkait turbulensi adalah jenis kecelakaan yang paling umum.

Baru-baru ini, pada Maret, sebuah pesawat Boeing 787 yang dioperasikan oleh LATAM Airlines jatuh secara tiba-tiba di tengah penerbangan. Insiden tersebut menyebabkan lebih dari 50 orang terluka.

Pakar keselamatan dirgantara, Anthony Brickhouse mengatakan, penumpang harus meminimalkan pergerakan mereka selama penerbangan. Dia juga mengingatkan para penumpang untuk selalu mengenakan sabuk pengaman, terlepas menyala atau tidaknya lampu peringatan sabuk pengaman.

Masih menurut Reuters, American Airlines mewajibkan pilotnya untuk menyalakan tanda sabuk pengaman dan menginstruksikan penumpang serta pramugari untuk segera duduk ketika turbulensi parah. Pramugari kemudian harus tetap duduk sampai diberi tahu oleh kapten penerbangan atau tanda sabuk pengaman dimatikan. Maskapai-maskapai lain sebenarnya memiliki protokol serupa.

Beberapa pilot dan penumpang mengatakan, membiarkan tanda sabuk pengaman menyala sepanjang penerbangan akan menjadi bumerang. Sebab, para penumpang akan mulai mengabaikannya.

“Tanda sabuk pengaman memiliki arti, dan jika Anda membiarkannya terus-menerus, maka itu tidak ada artinya,” kata Dennis Tajer, juru bicara Allied Pilots Association, serikat pilot American Airlines.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut