Bayar Jaminan Rp27 Juta, Jurnalis Pengkritik Presiden Duterte Bebas
MANILA, iNews.id - Jurnalis pengkritik Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Maria Ressa, dibebaskan, Kamis (14/2/2019) setelah membayar uang jaminan. Dia ditangkap di kantornya di Manila pada Rabu (13/2/2019).
Ressa membayar 100.000 peso atau sekitar Rp27 juta sebagai jaminan. Ini merupakan kali keeman dia membayar jaminan atas serangkaian tuduhan.
Perempuan 55 tahun itu menghadapi tuduhan terbaru yakni memfitnah di dunia maya. Untuk kasus ini, dia terancam hukuman penjara maksimal 12 tahun. Sebelumnya, Ressa juga dijerat dengan kasus penggelapan pajak.
Penangkapan Ressa mengundang kecaman internasional. Pasalnya, sosok pendiri situs web berita Rappler itu tak bisa dilepaskan dari konfliknya dengan Duterte, terutama soal perang melawaan kejahatan narkoba sejak 2016 yang menewaskan ribuan orang.
"Ini mengenai dua hal, yaitu penyalahgunaan kekuasaan dan persenjataan dalam hukum," kata Ressa, saat keluar dari pengadilan Manila tempat dia membayar uang jaminan, dikutip dari AFP.
"Apa yang kita saksikan adalah kematian karena ribuan luka bagi demokrasi kita," ujar perempuan yang digelari 'Person of the Year' 2018 oleh TIME, menambahkan.
Sementara itu kecaman internasional atas penangkapan Ressa datang dari dari kalangan pejabat berbagai negara, aktivis kebebasan pers, serta kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM).
"Penangkapan Maria Ressa merupakan suatu kemarahan. Dia harus segera dibebaskan dan pemerintah Filipina harus menghentikan serangan bertubi-tubi terhadap Rappler," kata Ketua Komite untuk Perlindungan Jurnalis, Kathleen Carroll.
Mantan Menteri Luar Negeri AS Madeleine Albright juga menyampaikan kecaman.
"Penangkapan jurnalis @mariaressa oleh Pemerintah Filipina sudah keterlaluan dan harus dikutuk oleh semua negara demokratis," kata Albright, dalam cuitan, di mana dia menyebut Ressa sebagai teman.
Editor: Anton Suhartono