Belanda Heboh dengan Temuan Kartu Anggota Nazi Kakek Raja Willem Alexander
AMSTERDAM, iNews.id - Belanda dikejutkan dengan temuan kartu anggota Nazi atas nama mendiang Pangeran Bernhard. Dia merupakan warga Jerman yang menikah dengan keluarga kerajaan Belanda pada 1930-an.
Pangeran yang merupakan kakek dari raja Belanda saat ini, Willem Alexander, itu meninggal pada 2004. Dia terus-menerus menyangkal dirinya seorang Nazi meski mengakui keanggotaan di beberapa unit militer Nazi. Menurut Bernhad, hal wajar bagi pria seusianya saat itu.
Pemerintah Belanda mengonfirmasi kebenaran kartu tersebut, namun menolak seruan penyelidikan.
Layanan Informasi Kerajaan Belanda menyatakan, kartu tersebut ditemukan sejarawan Flip Maarschalkerweerd. Menurut Maarschalkerweerd, dalam wawancara dengan stasiun televisi nasional NOS, dia terkejut sang pangeran menyimpan kartu tersebut.
“Dia adalah seorang kolektor dan istana memiliki loteng dan ruang bawah tanah sangat luas. Mungkin dia lupa telah memilikinya," kata Maarschalkerweerd, dikutip dari Reuters, Jumat (6/10/2023).
Sementara itu Raja Willem Alexander mengatakan, penemuan arsip pribadi Pangeran Bernhard bisa menghidupkan kembali kenangan buruk pendudukan Nazi di Belanda selama Perang Dunia II.
"Saya bisa membayangkan bahwa berita ini mempunyai dampak yang besar, sehingga membangkitkan banyak emosi, khususnya di kalangan komunitas Yahudi," kata Willem-Alexander.
Semasa hidup Bernhard terus-menerus menyangkal dirinya seorang Nazi. Namun dia tak menyangkal keanggotaannya di beberapa unit militer Nazi. Menurut dia, hal wajar bagi pria seusianya saat itu untuk menjadi tentara Nazi.
Temuan ini memicu seruan penyelidikan, termasuk dari organisasi Israel dan Yahudi.
“Temuan kartu anggota NSDAP asli Pangeran Bernhard merupakan bagian baru dari babak menyakitkan dalam sejarah Belanda,” bunyi pernyataan Pusat Informasi dan Dokumentasi Israel (CIDI).
"Bahwa Bernhard menjadi anggota bukan hal mengejutkan. Sebagian besar warga Belanda sudah menduga hal itu. Namun fakta bahwa dia terus menyangkal sampai kematiannya menjadi beban yang jauh lebih berat bagi masyarakat."
Mereka menyerukan penyelidikan oleh Institut Studi Perang Holocaust dan Genosida (NIOD).
Dalam wawancara dengan surat kabar De Volkskrant sesaat sebelum kematiannya, Bernhard kembali membantah.
"Saya bisa menyanpaikan dengan satu tangan di atas Alkitab, saya tidak pernah menjadi seorang Nazi," ujarnya, saat itu.
Lahir pada 1911, dia menjadi warga negara Belanda dengan nama dengan nama Bernhard von Biesterfeld. Dia ikut serta bersama pasukan Sekutu melawan Jerman selama Perang Dunia II.
Editor: Anton Suhartono