Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Presiden Suriah Ahmad Al Sharaa Ogah Berdamai dengan Israel, Ini Alasannya
Advertisement . Scroll to see content

Beli Rudal S-400 dan Jet Tempur Su-35 Rusia, Militer China Disanksi AS

Jumat, 21 September 2018 - 10:00:00 WIB
Beli Rudal S-400 dan Jet Tempur Su-35 Rusia, Militer China Disanksi AS
Sukhoi Su-25 milik Rusia. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanski ke badan militer China beserta direkturnya karena membeli jet dan rudal Rusia. Sanksi dijatuhkan terkait pembelian sistem rudal pertahanan S-400 dan sepuluh jet tempur Sukhoi Su-35 Rusia.

Dilaporkan AFP, Jumat (21/9/2018), Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan penjatuhan sanksi terhadap Departemen Pengembangan Peralatan China. Sanksi diberlakukan di bawah undang-undang Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).

Ini merupakan pertama kalinya China dihukum di bawah undang-undang sanksi CAATSA karena berurusan dengan Rusia.

Badan militer yang terkena sanksi itu merupakan otoritas yang mengawasi teknologi pertahanan China. Direkturnya, Li Shangfu, ikut terkena sanksi dengan alasan terlibat dalam transaksi signifikan dengan Rosoboronexport, eksportir senjata utama Rusia.

Pemerintahan Trump juga memasukkan 33 orang dan pihak yang terkait dengan militer dan intelijen Rusia ke dalam daftar sanksi di bawah CAATSA.

Pejabat AS menyebut akan mempertimbangkan tindakan serupa terhadap negara-negara lain yang membeli jet tempur dan rudal Rusia. Sekutu AS, Turki, saat ini juga sedang terlibat pembicaraan dengan Moskow soal kesepakatan S400.

"Target akhir dari sanksi ini adalah Rusia," kata pejabat senior pemerintah yang tak disebutkan namanya.

"Sanksi CAATSA dalam konteks ini tidak dimaksudkan untuk melemahkan kemampuan pertahanan negara tertentu. Mereka bertujuan menekan biaya terhadap Rusia sebagai tanggapan atas kegiatan-kegiatan buruknya."

CAATSA disahkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump pada 2017 sebagai alat untuk lebih banyak menekan Rusia, Iran, dan Korea Utara dengan sanksi ekonomi dan politik.

"CAATSA hadir dari agresi di Ukraina, aneksasi Krimea, intrusi dan serangan cyber, campur tangan dalam pemilu 2016, dan kegiatan memfitnah lainnya," demikian pernyataan Kemlu AS.

Undang-undang memungkinkan Pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perusahaan-perusahaan dan individu-individu yang berada dalam daftar hitam CAATSA.

Langkah-langkah AS itu muncul saat pemerintahan Trump mengejar berbagai strategi untuk menekan China dan tekanan yang semakin kuat untuk merespons kuat laporan badan intelijen AS bahwa Rusia terus mencampuri urusan politik AS.

Pejabat kementerian mengonfirmasi, sanksi terhadap badan militer China terkait dengan pembelian 10 pesawat jet tempur Su-35 Rusia pada tahun 2017 dan sistem rudal pertahanan S-400 Rusia pada 2018.

Sanksi-sanksi itu menghalangi badan militer China untuk mengajukan permohonan lisensi ekspor dan berpartisipasi dalam transaksi valuta asing di bawah yurisdiksi AS.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut