Bendera Malaysia Dipasang Terbalik Picu Ketegangan Ras Jelang Hari Kemerdekaan
KUALA LUMPUR, iNews.id - Perayaan Hari Kemerdekaan Malaysia yang seharusnya menjadi momen persatuan kini diwarnai ketegangan. Dua insiden pengibaran bendera Jalur Gemilang secara terbalik memicu reaksi keras dan memperuncing sentimen rasial di tengah masyarakat.
Kasus terbaru terjadi pada 9 Agustus di Penang, saat pemilik toko keturunan Tionghoa, Pang Chin Tian (59), ditangkap setelah polisi menerima sedikitnya 15 laporan.
Pang mengaku tidak sengaja dan sudah meminta maaf, namun insiden tersebut tetap menyulut kemarahan.
“Setiap tahun saya mengibarkan bendera sejak 11 tahun lalu. Kali ini saya tak sadar memasangnya terbalik,” ujarnya seperti dikutip The Straits Times, Rabu (13/8/2025).
Sebelumnya, pada 1 Agustus, bendera Malaysia juga dikibarkan terbalik di sebuah sekolah dasar Tionghoa di Negeri Sembilan. Dua peristiwa ini memicu perdebatan sengit di media sosial, bahkan sebagian warga keturunan Tionghoa memilih tidak mengibarkan bendera tahun ini karena takut diintimidasi.
Sejumlah tokoh menilai kasus ini tak bisa dianggap sepele. Warga Malaysia, Shahriful Saiful (26), menegaskan kesalahan tersebut mencederai rasa hormat terhadap simbol negara.
“Sejak sekolah kita diajarkan cara mengibarkan bendera dengan benar. Kalau terbalik, pasti ada maksud tertentu,” ujarnya.
Profesor Kartini Aboo Talib dari Universitas Kebangsaan Malaysia melihat masalah ini sebagai cerminan kurangnya pemahaman dan apresiasi terhadap bahasa Melayu, patriotisme, dan pembangunan bangsa di sebagian komunitas non-Melayu.
Di sisi lain, Sekjen Partai Aksi Demokratik (DAP) Anthony Loke mengecam tekanan publik yang meminta Kejaksaan Agung menuntut Pang. Sebagai bentuk solidaritas, partainya mengibarkan bendera raksasa di luar toko Pang serta membagikan 831 bendera gratis kepada warg, angka yang merepresentasikan tanggal Hari Kemerdekaan, 31 Agustus.
Editor: Anton Suhartono