Benediktus XVI Jadi Paus Tertua dalam Sejarah Gereja

VATIKAN, iNews.id – Dengan usia 93 tahun 4 bulan lebih 19 hari, Benediktus XVI resmi menjadi paus tertua dalam sejarah pada Jumat (4/9/2020). Kendati demikian, catatan itu menjadi rumit karena fakta bahwa dia mengundurkan diri pada 2013 dan menyandang status “paus emeritus”.

Benediktus adalah paus pertama yang memutuskan pensiun dalam 700 tahun terakahir—dengan alasan kemampuan fisiknya yang semakin berkurang. Dia meletakkan jabatannya sebagai paus, setelah delapan tahun menjalankan tugas pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma itu.

Baca Juga

UNIFIL Laporkan Lebih dari 10.000 Pelanggaran Israel di Lebanon Sejak Tahun Lalu

Setelah pengunduran dirinya, Benediktus digantikan oleh pria asal Argentina bernama Jorge Bergoglio yang berusia 10 tahun lebih muda darinya. Bergoglio kemudian mengadopsi nama Fransiskus.

Lahir pada 16 April 1927, Benediktus—yang memilik nama lahir Josef Ratzinger—secara resmi memecahkan rekor umur panjang di kepausan. Sebelumnya, rekor itu dipegang oleh paus asal Italia, Leo XIII, yang wafat pada 1903 di usia 93 tahun 4 bulan dan 3 hari, menurut perhitungan jurnal keuskupan Italia, Avvenire, dan majalah Famiglia Cristiana.

“(Benediktus XVI) 34.111 hari dalam pelayanan kepada Tuhan, dunia, dan komunitas gerejawi,” tulis Famiglia Cristiana.

Selain status pensiun Benediktus, para ahli Vatikan mengatakan, catatan itu juga dapat diperdebatkan karena sejak 1.400 tahun yang lalu, usia para paus sebelumnya mungkin tidak selalu akurat sepenuhnya.

Tidak seperti Benediktus yang relatif singkat menjalankan tugas sebagai paus, Leo XIII memimpin Gereja Katolik selama lebih dari 25 tahun. Sebagai perbandingan, Pius XI menjadi paus selama 31 tahun, sedangkan Yohanes Paulus II selama 26 tahun.

Paus pertama, Santo Petrus, memerintah setidaknya selama 34 tahun, kata sejarawan Prancis, Christophe Dickes.

AFP melansir, Benediktus hidup “tersembunyi dari dunia luar” di bekas biara di dalam Vatikan. Sering kali dia memakai kursi roda dan tampak semakin lemah akhir-akhir ini.

Editor: Ahmad Islamy Jamil