Berani! Greta Thunberg Tegaskan Tak Takut Ditahan Israel
STOCKHOLM, iNews.id - Aktivis lingkungan Greta Thunberg tiba di Swedia setelah ditangkap pasukan Israel saat menjalankan misi kemanusiaan Gaza Freedom Flotilla Coalition. Perempuan 22 tahun itu termasuk empat orang yang dipulangkan Israel ke negara masing-masing setelah ditangkap pada Senin lalu.
Sementara itu delapan aktivis FFC lainnya masih ditahan Israel karena menolak menandatangani dokumen deportasi. Namun mereka segera dibebaskan dalam beberapa hari.
Thunberg terbang ke Paris, Prancis, terlebih dulu, sebelum pulang ke negaranya, Swedia.
Setelah tiba di Bandara Arlanda, Stockholm, Swedia, pada Selasa (10/6/2025) malam waktu setempat, Thunberg menegaskan dirinya tak takut ditahan oleh Israel.
"Saya takut bukan karena ditahan. Yang saya takutkan, dunia memilih diam di tengah praktik genosida yang sedang berlangsung," ujarnya, seperti dikutip dari AFP.
Misi lembaga internasional FFC diikuti oleh 12 aktivis, termasuk Thunberg. Mereka berangkat menggunakan kapal yacht berbendera Inggris Madleen dari Catania, Italia.
Saat tiba di perairan internasional, sekitar 150 km dari perairan Gaza, kapal yang juga membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza itu diserbu pasukan Israel, kemudian diarahkan ke pelabuhan Ashdod. Seluruh aktivis ditahan.
Sebelumnya Thunberg menegaskan, penangkapan para aktivis internasional oleh Israel ilegal karena dilakukan di perairan internasional. Setelah tiba di Israel mereka dipaksa meneken dokumen untuk deportasi.
"Kami adalah 12 relawan damai yang berlayar di atas kapal sipil yang membawa bantuan kemanusiaan di perairan internasional. Kami tidak melanggar hukum. Kami tidak melakukan kesalahan apa pun," kata Thunberg setibanya di Paris,
Dia lalu menuduh Israel menculiknya.
"(Ada) Pelanggaran berkelanjutan terhadap hukum internasional dan kejahatan perang yang dilakukan Israel secara sistematis terhadap warga Palestina dengan tidak membiarkan bantuan sampai ke orang-orang yang kelaparan," katanya.
Editor: Anton Suhartono