Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jenderal Rusia Tewas Mobilnya Dipasang Bom, Perbuatan Intelijen Ukraina?
Advertisement . Scroll to see content

Berbincang lewat Telepon dengan Putin, Kanselir Jerman: Saya Tak Diancam

Minggu, 05 Februari 2023 - 16:45:00 WIB
Berbincang lewat Telepon dengan Putin, Kanselir Jerman: Saya Tak Diancam
Olaf Scholz (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

FRANKFURT, iNews.id - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengungkap isi percakapannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini. Scholz menegaskan Putin tak mengancam apa-apa ke dirinya maupun Jerman.

Pernyataan yang disampaikan Scholz dalam wawancara dengan surat kabar Bild an Sonntag itu merujuk pada kisah mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang mengaku diancam Putin menggunakan nuklir. Saat itu keduanya berbicara dengan telepon.

Dalam wawancara untuk film dokumenter BBC, Johnson mengaku ditanya Putin tentang kemungkinan Ukraina bergabung ke NATO. Pertanyaan itu dijawab Johnson bahwa itu tidak akan terjadi untuk waktu mendatang. 

"Pada satu titik dia mengancam saya. Dia mengatakan, 'Boris, saya tidak ingin menyakiti Anda, tapi, dengan rudal, hanya butuh waktu 1 menit', atau semacamnya," kata Johnson, mengulangi percakapannya dengan Putin.

Rusia membantah pernyataan Johnson itu dan menyebut ada kesalahan penafsiran.

Johnson berbicara dengan Putin melalui telepon beberapa hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2024. Sementara Scholz berkomunikasi dengan Putin juga melalui telepon belum lama ini.

Scholz mengatakan, hasil percakapannya dengan Putin memperjelas bahwa kedua pemimpin memiliki pandangan sangat berbeda soal perang di Ukraina.

"Saya mengatakan kepada Putin, Rusia punya tanggung jawab sendiri atas perang tersebut. Rusia telah menginvasi tetangganya tanpa alasan, untuk merebut sebagian atau seluruh dari Ukraina di bawah kendalinya," kata Scholz, seperti dilaporkan kembali Reuters.

Scholz juga menjelaskan kepada Putin alasan negara-negara Eropa membantu Ukraina dengan persenjataan, keuangan, maupun bantuan kemanusiaan. Alasannya, Rusia telah melanggar kerangka kerja perdamaian Eropa.

Selain itu, negara-negara Barat punya kesepakatan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa senjata yang dipasok hanya boleh digunakan di wilayah negaranya, bukan ditujukan ke teritori Rusia.

"Kami memiliki kesepkatan tentang itu," ujarnya.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut