Berpotensi Rusuh, Demonstrasi Mengenang Tewasnya Pria Kulit Hitam di Paris pada 2016 Dilarang
PARIS, iNews.id - Kepolisian Paris, Prancis, melarang demonstrasi mengenang tewasnya pria kulit hitam oleh petugas pada 2016.
Para aktivis Prancis berencana menggelar acara 4 tahun kematian pria bernama Adamo Traore itu, Selasa (2/6/2020).
Polisi tak ingin terjadi kerusuhan sebagaimana terjadi di penjuru Amerika Serikat, terkait pembunuhan pria kulit hitam George Floyd oleh polisi di Minneapolis, Minnesota, pada 25 Mei lalu.
Dalam pernyataan, seperti dikutip dari Reuters, departemen kepolisian Paris menjelaskan, demonstrasi tersebut berpotensi menimbulkan risiko pelanggaran sosial. Selain itu berkumpulnya massa dalam jumlah besar menyebabkan ancaman kesehatan terkait wabah virus corona.
Setelah kematian Traore pada 2016, Prancis diguncang demonstrasi besar. Traore tewas saat dibawa ke kantor polisi terkait pertengkarang di Val d’Oise, Paris.
Sebelumnya para aktivis di Prancis menyerukan dukungan atas gerakan ‘Black Lives Matter’ melalui media sosial, merujuk pada demonstrasi yang tengah berlangsung di AS.
Demonstrasi yang diwarnai bentrokan, perusakan, penjarahan, marak terjadi di penjuru AS untuk mengecam pembunuhan Floyd, pria berusia 46 tahun, oleh polisi Derek Chauvin.
Chauvin didakwa dengan kasus pembunuhan tingkat 3 serta percobaan pembunuhan. Sementara itu tiga polisi lainnya sejauh ini baru dipecat, belum dikenakan jeratan pidana. Ini yang memantik kemarahan demonstran dan menuntut keadilan ditegakkan bagi Floyd.
Editor: Anton Suhartono