Bertahun-tahun Jadi Penanda Ramadan, Meriam di Puncak Gunung Makkah Tak Lagi Ditembakkan
MAKKAH, iNews.id - Ramadan 1442 Hijriah atau 2021 Masehi menjadi tahun keenam bagi meriam yang berdiri di puncak Gunung Abu Al Madafaa di utara Makkah tak lagi dibunyikan. Meriam bersejarah yang berusia setidaknya satu abad itu selalu ditembakkan untuk menandai datangnya bulan suci Ramadan.
Meski tak lagi berbunyi, tapi suara khasnya masih bergema dalam ingatan banyak penduduk Makkah. Selama bertahun-tahun, mereka yang tinggal di dekat gunung akan mendaki ke puncaknya untuk melihat meriam yang ditembakkan begitu Ramadan diumumkan.
Kemudian di sepanjang bulan suci, tembakannya akan menggema di seantero Makkah untuk menandai dimulainya waktu sahur, waktu berpuasa hingga waktu berbuka. Orang-orang di Makkah menambatkan ingatan mereka pada bulan suci melalui keduanya, meriam bersejarah dan gunung.
“Dulu, tentu tidak mungkin mendengar suara muazin dari Masjidil Haram, jadi meriam membantu tugas itu. Suaranya tetap menjadi tradisi yang dipegang teguh,” kata Direktur Center of Makkah History, Fawaz Al Dahas dikutip dari Arab News, Sabtu (17/4/2021).
Tetapi, kata dia, teknologi modern terutama speaker yang ditempelkan di menara Masjidil Haram akhirnya membuat meriam itu tak lagi dianggap berpengaruh sehingga tradisi bersejarah kini semakin usang.
Dalam wawancara terpisah dengan Arab News ketika meriam masih aktif, Juru Bicara Kepolisian Makkah, Mayor Abdul Mohsin Al Maimani yang bertanggung jawab untuk menjaga, memelihara, dan menembakkan meriam menceritakan betapa populernya meriam itu di masyarakat.
“Ketika Kepolisian Makkah didirikan 75 tahun lalu, mereka dipercaya untuk merawat meriam ini. Beberapa hari sebelum Ramadan, meriam dibawa ke gunung, lalu setelah Idul Fitri, meriam dikembalikan ke departemen khusus,” kata dia.
Editor: Rizal Bomantama