Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Diburu Turki, Menhan Israel: Kami Negara Kuat, Tak Takut Siapa pun
Advertisement . Scroll to see content

Berurai Air Mata, Tunangan Angkat Bicara soal Pembunuhan Khashoggi

Sabtu, 27 Oktober 2018 - 14:17:00 WIB
Berurai Air Mata, Tunangan Angkat Bicara soal Pembunuhan Khashoggi
Tunangan Jamal Khashoggi, Hatice Cengiz, saat diwawancara media Turki. (Foto: istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Tunangan Jamal Khashoggi, jurnalis Saudi yang dibunuh, akhirnya angkat bicara soal kasus pembunuhan yang menimpa calon suaminya itu.

Dalam wawancara televisi Turki, Hatice Cengiz dengan berurai air mata mengisahkan apa yang terjadi pada hari ketika tunangannya lenyap.

"Seandainya saya curiga"pihak berwenang Arab Saudi merencanakan sebuah plot untuk membunuhnya, saya tidak akan pernah membiarkannya masuk ke konsulat," katanya kepada Haberturk TV, seperti dilaporkan BBC, Sabtu (27/10/2018).

"Saya menuntut agar semua yang terlibat dalam kekejaman ini, dari tingkat tertinggi hingga tingkat terendah, diadili dan dihukum."

Tunangan Khashoggi itu mengaku belum dihubungi oleh pejabat Saudi mana pun sejauh ini. Namun dia menegaskan tidak mungkin pergi ke Saudi untuk menghadiri pemakaman jika jasad Khashoggi yang hilang akhirnya ditemukan.

 Hatice Cengiz menangis saat mengisahkan saat Jamal Khashoggi memasuki konsulat kepada media Turki. (Foto: istimewa)

Cengiz juga mengaku menolak undangan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berkunjung ke Gedung Putih. Alasannya, dia menganggap Trump tidak tulus dalam penyelidikan pembunuhan itu.

Kepada TV Turki, dia mengungkapkan bahwa dirinya yakin undangan itu ditujukan untuk mempengaruhi opini publik di AS. AS akan melangsungkan pemilihan umum paruh waktu dalam waktu kurang dari dua pekan.

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah meminta Saudi mengakui siapa yang memerintahkan pembunuhan dan di mana jenazah Khashoggi dibuang.

Salah Khashoggi, putra tertua jurnalis The Washington Post itu, dilaporkan sudah tiba di AS dari Saudi pada Kamis (25/10/2018), bersama keluarganya.

Keluarga yang memiliki kewarganegaraan ganda Saudi-AS itu sebelumnya dilarang meninggalkan Arab Saudi karena kritik ayahnya terhadap para pemimpin negara itu.

Jamal Khashoggi terbunuh di konsulat Saudi di Istanbul tiga pekan lalu, tepatnya 2 Oktober, dan Saudi menyangkal keluarga kerajaan terlibat dalam pembunhan itu. Saudi menyatakan pelaku pembunuhan adalah 'para agen liar.'

Saudi awalnya menyatakan tak tahu menahu tentang nasib jurnalis itu, namun kemudian pernyataan mereka berubah-ubah, dan yang paling akhir, jaksa Saudi menyebut peristiwa itu merupakan suatu pembunuhan yang direncanakan dengan matang.

Trump mengaku 'tidak puas' dengan pernyataan Saudi. Namun kendati berbicara tentang kemungkinan menjatuhkan sanksi, dia juga menekankan pentingnya hubungan kedua negara.

Trump juga mengatakan ada kemungkinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman tidak tahu menahu tentang pembunuhan itu.

Khashoggi selama ini merupakan pengkritik yang lantang terhadap sang putra mahkota, penguasa de facto negara kerajaan itu.

Dalam perkembangan terbaru, Turki menyatakan ingin mengekstradisi 18 warga Saudi yang ditangkap di Riyadh sehubungan dengan pembunuhan itu.

Jaksa Turki, yang menyiapkan permintaan ekstradisi, secara resmi menuduh mereka atas pembunuhan yang direncanakan untuk dilakukan secara mengerikan atau dengan penyiksaan.

Turki dan Arab Saudi tidak diketahui memiliki perjanjian ekstradisi.

Sementara itu, Direktur CIA Gina Haspel sudah memberi briefing, atau informasi terarah kepada Trump terkait kasus itu, setelah kembali dari Turki.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut