Biden Ajukan Anggaran Pertahanan 2024 Sebesar Rp13.600 Triliun, Lebih Tinggi dari Tahun Lalu
WASHINGTON, iNews.id - Anggaran pertahanan Amerika Serikat (AS) yang diajukan oleh Presiden Joe Biden untuk tahun 2024 mencapai 886 miliar dolar AS atau setara Rp13.600 triliun. Jumlah ini 28 miliar dolar lebih banyak dari tahun lalu yang mencapai 858 miliar dolar AS.
Dari ratusan miliar anggaran tersebut, sebanyak 842 miliar dolar AS untuk Pentagon dan 44 miliar dolar AS untuk program terkait pertahanan di Biro Investigasi Federal, Departemen Energi, dan lembaga lainnya. Dana tersebut juga termasuk kenaikan gaji sebesar 5,2 persen untuk pasukan.
Kongres telah memberi isyarat akan meningkatkan pengeluaran pertahanan atas permintaan Biden selama proses anggaran selama berbulan-bulan saat permintaan ini dimulai. Senat dan DPR biasanya mengesahkan undang-undang yang menetapkan kebijakan dan tingkat pengeluaran untuk Pentagon jauh di akhir tahun.
Kongres dan pemerintah sama-sama mengawasi kemungkinan perang yang berkepanjangan di Ukraina dan potensi konflik di masa depan dengan Rusia dan China.
“Tingkat keberhasilan terbesar kami, dan yang paling sering kami gunakan di sini, adalah memastikan kepemimpinan China bangun setiap hari, mempertimbangkan risiko agresi, dan menyimpulkan, ‘hari ini bukanlah hari itu’,” kata Wakil Sekretaris Pertahanan AS, Kathleen Hicks, Senin (13/3/2023).
Anggaran ini akan menjadi yang pertama untuk pengadaan rudal dan amunisi lainnya dengan kontrak multi-tahun. Biasanya itu digunakan untuk pesawat dan kapal. Pentagon memberi sinyal permintaan abadi kepada pembuat amunisi top seperti Raytheon Technologies Corp RTX.N, Lockheed Martin Corp LMT .N dan Aerojet Rocketdyne Holdings Inc AJRD.N.
Perang Ukraina telah menunjukkan militer AS perlu membuat lebih banyak jenis amunisi tertentu. Itu membantu menjelaskan kontrak multi-tahun untuk persenjataan yang berpotensi juga digunakan dalam konflik militer dengan China.
Hubungan antara AS dan China telah menjadi sangat kontroversial mengenai isu-isu mulai dari perdagangan hingga spionase. Kedua kekuatan tersebut semakin bersaing untuk mendapatkan pengaruh di bagian dunia yang jauh dari perbatasan mereka sendiri.
Editor: Umaya Khusniah