Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Video Syur Seliweran di X, Elon Musk Bayar Denda Rp80 Juta ke Indonesia!
Advertisement . Scroll to see content

Bikin Pameran tentang Perbudakan Industri Pornografi, Museum Inggris Malah Dikecam

Jumat, 18 Desember 2020 - 18:51:00 WIB
Bikin Pameran tentang Perbudakan Industri Pornografi, Museum Inggris Malah Dikecam
Ilustrasi konten porno. (Foto: Sindonews)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id – Museum Perbudakan Internasional di Inggris mengadakan pameran tentang perdagangan manusia dalam industri pornografi. Namun, langkah museum itu malah mendapat reaksi keras dan kritik pedas dari kelompok liberal.

Museum yang berada di Kota Liverpool itu mendapat kecaman minggu ini karena bermitra dengan Exodus Cry—sebuah organisasi nirlaba Kristen asal AS yang memiliki misi menghentikan eksploitasi seksual untuk industri pornografi.

Exodus Cry dikecam para aktivis liberal karena dianggap menstigmatisasi para pekerja seks dan korban perdagangan manusia. Salah satu “karya seni” yang hendak ditampilkan dalam pameran itu adalah ilustrasi perempuan telanjang dengan mulut diselotip dan sejumlah komentar kasar terpampang di tubuhnya.

Sebuah cuitan yang ditulis akun Museum Perbudakan Internasional di Twitter pada Rabu (16/12/2020) mengumumkan pameran karya tersebut. Cuitan itu mendapat puluhan tanggapan kritis dari netizen, termasuk dari kalangan aktivis antiperdagangan manusia dan akademisi. Mereka umumnya berpandangan bahwa karya seni itu merusak, provokatif, dan “tidak manusiawi”.

Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan Kamis (17/12/2020) malam, Direktur Museum Nasional Liverpool, Laura Pye mengatakan, pameran itu akan dibatalkan.

“Kami sama sekali tidak mendukung pandangan yang dilaporkan dari organisasi ini (Exodus Cry) dan meminta maaf atas tekanan yang mungkin ditimbulkan oleh komunitas dan pengunjung kami,” kata Pye, Jumat (18/12/2020), dikutip Reuters.

“(Kami) akan menggunakan waktu ini untuk meninjau dan merenungkan tentang bagaimana kami dapat terus menyoroti keadaan perbudakan modern dan pekerjaan antiperdagangan manusia yang mengerikan,” ucapnya.

Sementara, Exodus Cry menyatakan pada awal pekan ini bahwa mereka merasa terhormat bisa menjalin kemitraan dengan Museum Perbudakan Internasional—yang dibuka pada 2007 dan berfokus pada perdagangan budak transatlantik.

Kepala eksekutif organisasi tersebut, Benjamin Nolot mengatakan, kritik terhadap pameran itu tidak menguntungkan dan tidak adil. Menurut dia, kritik publik (termasuk dari para aktivis antiperdagangan orang) seharusnya diarahkan kepada situs-situs porno yang mengambil keuntungan dari video pencabulan anak.

Nolot enggan mengomentari pengumuman tentang pembatalan pameran tersebut oleh pihak Museum Nasional Liverpool.

Exodus Cry menjadi berita utama bulan ini setelah tulisan kolom mereka dimuat New York Times. Dalam kolom tersebut, mereka mengungkapkan bahwa Pornhub—salah satu situs porno terbesar di dunia—memasukkan berbagai video pelecehan anak. Akibat tulisan itu, layanan keuangan Mastercard dan Visa menghentikan pembayaran untuk situs tersebut.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut