Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Tanker Rusia Diserang di Laut Hitam
Advertisement . Scroll to see content

Bintang NBA Ini Diburu Pemerintah Turki karena Mengkritik Erdogan

Kamis, 17 Januari 2019 - 14:29:00 WIB
Bintang NBA Ini Diburu Pemerintah Turki karena Mengkritik Erdogan
Bintang bola basket NBA dari klub New York Knicks, Enes Kanter. (Foto: Mike Stobe/Getty Images/AFP)
Advertisement . Scroll to see content

ANKARA, iNews.id - Ketika bintang bola basket NBA dari klub New York Knicks, Enes Kanter, mengkritik Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada 2017, reaksi dari Pemerintah Turki mengejutkan.

Paspor Turki yang dimilikinya dibatalkan dan dia dinyatakan sebagai orang yang diburu.

Pada Mei 2017, Kanter ditolak masuk ke Rumania karena paspor Turkinya sudah tidak berlaku lagi.

Lalu di tahun 2018, dia dinyatakan oleh pengadilan Turki menjadi anggota kelompok teroris bersenjata. Ayah Kanter juga dinyatakan bersaalah dengan tuduhan terorisme.

Bintang NBA ini mengklaim ayahnya diadili karena kritikan yang pedas terhadap pemerintah Turki.

Sekarang pihak kejaksaan Turki mengeluarkan perintah penahanan internasional terhadap Kanter.

Mereka mengajukan 'red notice', yang mengharuskan Interpol mencoba mencari dan menahan seseorang untuk kemudian diekstradisi.

Apa tuduhan dari pihak Turki?

Turki menuduh Kanter memiliki hubungan dengan ulama Turki yang sekarang tinggal di Amerika Serikat (AS), Fethullah Gulen, dan memberikan bantuan keuangan kepada ulama tersebut.

Pemerintah Turki menuduh Gullen menjadi dalang dalam kudeta yang gagal terhadap pemerintahan Erdogan pada 2016, tuduhan yang dibantah oleh Gullen.

Sejak kudeta yang gagal tersebut, lebih dari 77 ribu orang dipenjara dan 150 ribu pegawai negeri termasuk guru, hakim, dan tentara diberhentikan atau diskors dengan tuduhan mereka adalah pendukung Gulen.

 Karena mengkritik Presiden Erdogan, Enes Kanter dituduh sebagai anggota kelompok teroris bersenjata. (Foto: AFP /MATTHEW STOCKMAN)

Menurut laporan kantor berita Turki, Anadolu, tuduhan bahwa Kanter menjadi anggota kelompok teroris bersenjata muncul setelah bintang NBA tersebut berulang kali dihubungi oleh orang-orang yang dekat dengan Gulen.

Permintaan ekstradisi ini memuat pernyataan Kanter di media sosial mengenai Gulen, di mana Kanter sering menyatakan dukungan terhadap ulama tersebut.

Bagaimana jawaban Kanter? Dalam pernyatannya di Twitter, Kanter membantah melakukan kesalahan.

"Pemerintah Turki tidak BISA menyampaikaan satu bukti pun mengenai kesalahan saya," katanya, seperti dilaporkan ABC News, Kamis (17/1/2019).

"Saya bahkan tidak pernah mendapat denda karena parkir di Amerika Serikat."

"Saya selalu menjadi warga yang patuh hukum," tambahnya.

Pada awal bulan ini, dia menolak pergi ke London untuk memperkuat Knicks karena dia takut akan dibunuh karena mengkritik Erdogan. Pekan lalu, dia mengumumkan tidak akan bepergian bersama timya ke Kanada.

Timnya menyatakan saat itu bahwa ada masalah visa, namun Kanter membantah dan mengatakan dia sebenarnya takut dibunuh.

Dia bahkan memasang gambar dokumen perjalanan di media sosial dan mengatakan masalahnya adalah keselamatan dirinya, karena Erdogan disebutnya sebagai "Hitler di abad kita."

Enes Kanter menyebut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan "Hitler di abad kita". (Foto: Lucas Jackson/Reuters)

"Mereka memiliki banyak mata-mata di sana." katanya.

"Saya kira saya bisa dibunuh di sana. Ini akan bisa menjadi situasi yang mengerikan."

Saat Knicks berada di luar negeri, Kanter menulis artikel opini di harian The Washington Post yang menjelaskan keputusannya dan alasan mengapa dia mengkritik Erdogan.

"Keputusan saya untuk tidak ke London merupakan hal yang sulit dari sisi olahraga, namun lebih mudah dari sisi keamanan," tulisnya.

"Ini membantu untuk menunjukkan bagaimana seorang diktator sedang menghancurkan Turki —orang dibunuh, ribuan secara secara tidak adil dipenjara, dan banyak kehidupan hancur. Ini bukan main-main."

Kanter memegang dokumen bernama green card AS yang memungkinkannya tinggal dan bekerja di negara itu selamanya.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto: AFP)

Bagaimana reaksi pejabat Amerika Serikat? Sementara Knicks bertanding di luar negeri, Kanter memasang beberapa foto dirinya bertemu dengan anggota Konggres AS termasuk Senator Partai Republik Marco Rubio dan Senator Partai Demokrat Chuck Schumer.

Dalam video yang dipasang di Twitter, Senator Rubio mengatakan ketakutan yang dirasakan Kanter bahwa dia akan dibunuh memiliki dasar yang kuat.

"Saya berharap pemerintah Amerika Serikat mengambil langkah memastikan dia bisa melakukan perjalanan dengan bebas, karena tuduhan terhadap dirinya konyol," kata Senator Rubio.

"Ini tidak saja berdampak padanya, namun ayahnya juga diadili tanpa alasan, hanya karena dia ayah Kanter."

"Ini situasi yang berbahaya, dan langkah terbaik yang bisa kami lakukan adalah terus memperhatikan hal ini; dan semakin banyak kesadaran mengenai hal ini, semakin aman dia." katanya.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut