Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia-Thailand, Ratusan Orang Hilang
Advertisement . Scroll to see content

Bocah Perempuan 7 Tahun Tewas Ditembak Aparat Myanmar di Pangkuan Ayahnya 

Rabu, 24 Maret 2021 - 06:42:00 WIB
Bocah Perempuan 7 Tahun Tewas Ditembak Aparat Myanmar di Pangkuan Ayahnya 
Ilustrasi, bocah perempuan berusia tujuh tahun tewas ditembak aparat keamanan Myanmar di rumahnya di Kota Mandalay, Selasa (23/3/2021). (Foto: Reuters).
Advertisement . Scroll to see content

NAYPYITAW, iNews.id - Bocah perempuan berusia tujuh tahun tewas ditembak aparat keamanan Myanmar di rumahnya di Kota Mandalay, Selasa (23/3/2021). Dia menjadi korban termuda sejauh ini dari ratusan warga sipil yang tewas sejak kudeta militer 1 Februari.

Petugas di layanan pemakaman Mandalay mengatakan, bocah perempuan itu meninggal karena luka tembak di Kotapraja Chan Mya Thazi. Saksi mata yang merupakan saudara perempuan korban mengungkapkan, kejadian berawal tentara ingin menembak ayahnya.

Tembakan aparat itu, mengenai bocah perempuan yang sedang duduk di pangkuan ayahnya. Selain gadis itu, dua pria juga dilaporkan tewas ditembak aparat di kota tersebut pada hari yang sama. 

Pihak militer enggan mengomentari insiden penembakan, amun dalam konferensi pers semalam junta yang berkuasa menuduh para demonstran antikudeta melakukan berbagai tindak kekerasan.

Militer menuduh para pedemo yang turun ke jalan melakukan pembakaran dan kekerasan lainnya dalam aksi mereka menentang kudeta. Militer juga mengatakan, akan menggunakan kekuatan lebih sedikit dari biasanya untuk memadamkan demonstrasi.

Juru Bicara Junta Militer Myanmar, Zaw Min Tun menyampaikan, tercatat 164 demonstran tewas dalam bentrokan dengan aparat. Dia menyampaikan duka atas kematian tersebut. Sementara Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengklaim jumlah korban yang lebih banyak, yakni 261 orang.

“Bagaimana pun mereka juga warga kami,” kata Zaw Min Tun pada konferensi pers di ibu kota Naypyitaw, dikutip Reuters, Rabu (24/3/2021).

Sehari sebelumnya Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) menambah sanksi terhadap pejabat junta militer maupun perusahaan yang dikelolanya yang terkait dengan penggulingan pemerintah sipil, dan menahan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.

Editor: Kurnia Illahi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut