Bos Intelijen AS Sebut China dan Rusia Berusaha Ganggu Pasokan Vaksin Covid-19
WASHINGTON, iNews.id - Kepala intelijen Amerika Serikat (AS) khawatir dengan potensi gangguan suplai vaksin virus corona yang dilakukan China dan Rusia.
Direktur Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional AS William Evanina mengatakan kepada The Washington Post, musuh negara berusaha mengganggu Operation Warp Speed, program pemerintah untuk mendistribusikan vaksin ke penjuru negara itu.
"Musuh kita berusaha mengganggu rantai pasokan tersebut. Saya akan mengatakan sekarang, China dan Rusia," ujarnya, dikutip dari Reuters, Rabu (13/1/2021).
Evanina menambahkan, institusinya bekerja sama dengan Angkatan Darat serta Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan untuk memastikan pendistribusian vaksin yang aman dari lokasi produksi ke pengguna.
Vaksin Covid-19 yang digunakan di AS merupakan buatan Pfizer-BioNTech dan Moderna. Sejauh ini hampir 9 juta warga AS telah mendapatkan dosis pertama mereka dari dua. Jumlah itu sekitar sepertiga dari 25 juta dosis yang sudah didistribusikan oleh pemerintah pusat.
Sementara itu Kedutaan Besar China dan Rusia di AS belum memberikan tanggapan soal tuduhan Evanina. Namun sebelumnya kedua negara membantah tuduhan meretas data pengembangan vaksin oleh perusahaan farmasi yang dilakukan negara Barat, termasuk AS.
AS tengah berjuang mendistribusikan vaksin Covid-19 ke seluruh negara bagian guna mempercepat vaksinasi. Kasus infeksi dan kematian akibat virus corona terus melonjak selama musim dingin. Sejak sepekan terakhir saja, rata-rata kasus kematian di AS mencapai 3.200 orang.
Jika diakumulasi, total kasus kematian di AS sejak pandemi dimulai atau lebih dari 10 bulan lalu mencapai hampir 375.000 orang.
Editor: Anton Suhartono