Calon Pengantin Kena Covid-19, Pasangan di India Terpaksa Menikah Pakai APD

BARAN, iNews.id - Pasangan di India terpaksa melangsungkan pernikahan dengan mengenakan pakaian hazmat. Keputusan ini dibuat setelah calon pengantin perempuan terinfeksi Covid-19. 

Pernikahan pasangan yang tidak mau disebutkan namanya berlangsung di sebuah lapangan terbuka di pusat karantina Baran, negara bagian Rajashtan, Minggu (6/12/2020) kemarin. 

Baca Juga

NATO Didesak Bersiap Konfrontasi Jangka Panjang dengan Rusia

Tidak seperti pengantin pada umumnya, pasangan tersebut menjalankan prosesi pernikahan dengan mengenakan pakaian hazmat (alat pelindung diri yang biasa dipakai petugas medis untuk menghindari kontaminasi zat atau virus berbahaya). 

Mereka bertukar cincin pernikahan di depan sebuah tenda pink lengkap dengan hiasan bunga, serta seorang pendeta sebagai saksi yang juga mengenakan pakaian hazmat putih.  

Baca Juga

Pria Muslim di India Dipenjara Atas Tuduhan Mengajak Perempuan Hindu Memeluk Islam

Pernikahan unik tersebut terpaksa dilakukan kedua pasangan setelah mempelai perempuan dinyatakan positif Covid-19 beberapa jam sebelum acara. 

"Kami telah berkonsultasi dengan keluarga kedua belah mempelai dan mereka setujuh untuk menikah di pusat karantina tanpa ada banyak ritual," kata pejabat kesehatan negara bagian, Rajendra Maeena dikutip dari CNN, Selasa (8/12/2020). 

Baca Juga

Peneliti China: Covid-19 Sudah Ada di India dan Bangladesh sebelum Muncul di Wuhan

Di India, pernikahan merupakan urusan yang rumit

Setelah prosesi pernikahan, kedua mempelai ditempatkan dalam ruang isolasi di fasilitas karantina yang didirikan hampir di tiap desa. 

Pernikahan di India sering kali merupakan urusan yang rumit dan riuh, dengan kumpulan kerabat dan tamu lain mengambil bagian dalam perayaan.

Tetapi beberapa negara bagian telah memberlakukan pembatasan jumlah orang yang diperbolehkan hadir dalam acara pernikahan.

India menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi Covid-19 terbanyak kedua di dunia dengan lebih dari 9,6 juta kasus yang terkonfirmasi.

Infeksi telah menurun sejak mencapai puncaknya pada bulan September meskipun musim festival yang sibuk bulan lalu, dengan situasi pasar yang ramai dan jalan-jalan yang ramai penuh dengan pembeli.

Editor: Arif Budiwinarto