China Gelar Patroli Kapal di Selat Taiwan, Taipei Ajukan Protes Keras
BEIJING, iNews.id - China meluncurkan operasi patroli bersama dan inspeksi khusus selama tiga hari di bagian tengah dan utara Selat Taiwan. Taipei mengajukan protes keras atas langkah China tersebut.
Informasi itu disampaikan Administrasi Keselamatan Maritim Fujian China melalui akun WeChat-nya, Rabu (5/4/2023). Dikatakann, operasi tersebut mencakup inspeksi di tempat terhadap kapal kargo langsung dan kapal konstruksi di kedua sisi Selat Taiwan.
"Itu untuk memastikan keamanan navigasi kapal dan pengoperasian proyek-proyek utama di air berjalan aman dan tertib," katanya.
Langkah tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan Taiwan di mana Ketua DPR AS Kevin McCarthy menjamu Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di California pada Rabu.
Biro Kelautan dan Pelabuhan Kementerian Perhubungan Taiwan dalam sebuah pernyataan Rabu malam mengatakan, pihaknya telah mengajukan protes keras kepada China tentang langkah tersebut. Mereka telah memberi tahu operator pelayaran, bahwa jika mereka menemukan permintaan seperti itu dari China, maka harus menolaknya. Mereka juga diminta segera memberi tahu penjaga pantai Taiwan untuk memberikan bantuan.
"Jika pihak daratan bersikeras mengambil tindakan sepihak, itu akan menciptakan hambatan bagi pertukaran normal antara kedua pihak. Kami akan dipaksa untuk mengambil tindakan yang sesuai," tambahnya.
Area yang dicakup oleh operasi ini meliputi rute peti kemas langsung Pingtan Taiwan, rute penumpang tiga jalur kecil, rute biasa kapal Selat Taiwan, area padat kapal komersial dan kapal penangkap ikan yang dapat dilayari, dan area dengan aktivitas penambangan pasir ilegal yang sering terjadi.
Rute penumpang "tiga jalur kecil" mengacu pada rute kapal antara pulau Kinmen dan Matsu di Taiwan.
Sebelumnya, hubungan China dan Taiwan makin panas setelah Ketua DPR Kevin McCarthy menjamu Tsai Ing-wen di California pada Rabu. McCarthy menjadi tokoh AS paling senior yang bertemu dengan pemimpin Taiwan di tanah AS dalam beberapa dekade.
Dalam pertemuan keduanya, McCarthy menekankan perlunya mempercepat pengiriman senjata ke Taiwan. Senjata-senjata itu akan digunakan untuk menghadapi meningkatnya ancaman dari China.
Editor: Umaya Khusniah